intelectual property.

you are welcome to look, read, study, and learn. you are welcome to link/share it. you are welcome to quote or rewrite some of my post, but please don't forget to mention me/link my site.
but you are not allowed and please don't take any of the picture (with or without watermark) from this site without my permission.

Tuesday, September 30, 2014

Kuliner Jogja : Kheray Indah

(Duh, dari namanya aja udah aneh.. )

Tempat makan yang sederhana ini ada di daerah selokan mataram. Dia semacam Chinese food gitu..
Kalau kamu datang dari arah Gejayan menuju Seturan, artinya dia ada di kanan jalan. Pas posisinya aku lupa, jadi kamu pasang mata aja ya kalau mau nyari. Tempatnya persis di sebelah toko yang jual jersey olahraga. (bener-bener ngga membantu nih)

Pertama kalinya aku kesini, gara-gara nyusulin temen-temen yang lagi makan bareng, dan langsung kesengsem sama salah satu menunya = hotplate.

Apapun isi hotplatenya, entah itu sapi, ayam, atau cumi misalnya, sebenarnya rasa yang kamu dapatkan akan kurang lebih sama saja karena bumbu yang dipakai sama.
Tapi porsinya gede! Jadi supaya ga buang-buang makanan -ingatlah ada yang ngga seberuntung kita kawan-, ada baiknya pesan lauk satu untuk dimakan berdua. (kecuali kalau kamu lagi kelaparan banget)

Rasa mungkin ngga terlalu istimewa. Tapi sungguhan sensasi ketika porsi hotplatemu diantarkan ke mejamu itu lumayan bikin kangen juga. Dan Kheray Indah cukup asyik untuk dipakai sebagai tempat makan bareng-bareng (lauk pun juga dimakan bareng-bareng) :p

*cumi hotplate berasaaaappp mendarat dengan selamat di meja

Pesan dari saiya = Should try, at least once. ^ ^


Selamat makan!

@ajeng_poyeng

Thursday, September 11, 2014

Tips : Memulai Bisnis dari Hobi


Sedari mau lulus kuliah, aku tidak pernah bekerja kantoran dan langsung memutuskan berwirausaha, dan hal itupun bukan karena dorongan orangtua.

Mengambil usaha yang bukan melihat tren yang sedang berkembang, dan bukan pula usaha yang berkutat di makanan, aku dengan menyadari segala hambatan yang mungkin ada, memilih usaha yang berbasis dari hobi, yang kebetulan juga masuk ke kerajinan tangan. Jenis usaha yang oleh sebagian orang sering dijadikan dan dianggap usaha sampingan semata yang bisa saja dihentikan sewaktu-waktu oleh pelakunya. Dan meskipun bukan usaha yang tampak mewah, tapi apa yang kumulai dulu masih terus bertahan (dan tentunya tetap berusaha berkembang) sampai sekarang, dan berhasil mempertahankan tetap bisa makan teratur.

Jadi inilah beberapa hal dasar yang kupegang dan lakukan ketika awal melakukan usaha bisnis berbasis hobi dan masih kupegang sampai sekarang. (tulisan ini berdasar dari ingatanku, dan mungkin sedikit banyak aku 'kumpulkan' tanpa sadar dari membaca buku kuliah atau buku lain sewaktu masih sekolah)

1. Niat.
Niat menentukan segalanya. Kalau kamu berniat hanya menjadikan bisnis ini usaha sampingan, maka itulah yang akan kamu dapatkan. Manusia memang cenderung memilih pemikiran yang mudah, tapi jangan takut untuk meniatkan usaha berbasis hobi sebagai usaha utama dan melakukannya full-time tanpa nyambi bekerja di tempat lain meskipun tampaknya hambatan yang terpikir berat, karena justru pikiran yang terbagi (contohnya karena bekerja di tempat lain) akan menghambat usaha bisnis hobimu berkembang lebih cepat.


2. Rencana.
Jangan hanya berpikir untuk sembarangan melakukan usaha bisnismu dan berharap akan menyempurnakan hal dasar-nya sembari jalan. Sama seperti halnya bisnis jenis lain, pikirkan hal dasarnya dari awal, seperti logo, deskripsi usaha, tempat usaha baik online atau offline, media sosial yang diambil untuk mendukung usaha, kontak yang bisa dihubungi, visi dan misi, dan kalau lagi rajin dan banyak waktu bikin juga rencana bisnis.

3. Pisahkan bisnis dan pribadi.
Hindarkan memakai kontak yang sama untuk bisnis dan pribadi. Baik itu nomor telepon, email, dan (kalau bisa) alamat usaha. Karena begitu mulai berbisnis privasimu akan banyak terganggu, dan pastinya kamu tidak ingin susah memisahkan siapa sebenarnya yang sedang berusaha meneleponmu, pelanggan atau keluargamu kan? Dan jangan lupa pisahkan pula kotak uang pribadi dan usaha, karena bisnismu ga akan bisa berkembang kalau kamu tanpa sengaja menghabiskan labanya untuk keperluan pribadi karena tabungannya jadi satu.


4. Tetap idealis.
Bisnis berdasarkan hobi pada umumnya memiliki idealisme dari pembuatnya. Seiring perjalanan waktu akan banyak godaan berusaha menarikmu dari idealismemu dan bahkan mengaburkan etika dalam berbisnis secara umum. Sebenarnya hal ini 100% hakmu untuk mengambil jalan yang mana. Tapi bisnis berdasarkan hobi biasanya adalah sesuatu yang unik dan memiliki "jiwa" yang manis. Jadi pikirkan baik-baik sebelum mengambil suatu keputusan sehubungan dengan pengembangan usahamu.

5. Tetap sabar dan beretika.
Etika bisnis sebenarnya sama saja dengan etika berhubungan antar sesama manusia. Pada umumnya bisnis berdasarkan hobi melibatkan hubungan antarpersonal yang lebih intim dari jenis bisnis lainnya.
Jangan pernah kehilangan keramahan dalam menghadapi pelanggan, karena jika menempatkan diri di sepatu pembeli, mereka juga pasti ingin nyaman melakukan jual beli denganmu. Etika juga berlaku untuk hubungan sesama penjual, dan juga hubungan ketika kamu di posisi sebagai pembeli. Tapi sebagai penjualpun kita juga berhak untuk menolak pembeli yang tidak sopan.
Adalah kewajiban kita untuk tetap beretika. Sabar tapi tetap tegas, kenali karakter pembelimu untuk menentukan sikap tepat menghadapinya, dan tetap berusaha mengajarkan sikap saling menghormati antara pembeli dan penjual dengan cara yang baik dan profesional, karena kadang mereka tidak tahu bahwa hal yang mereka lakukan sebenarnya tidak benar secara bisnis (misal: karena ini pengalaman pertama mereka, atau karena kebetulan dia adalah teman mainmu).
Sebaliknya juga sebagai penjual kita juga harus paham untuk menjaga apa yang terjadi antara kamu dan pembeli adalah hanya diantara kalian, dan kamupun tidak berhak menjelek-jelekkan mereka di media sosial jika mereka kebetulan melakukan kesalahan/membuatmu kesal. Karena seperti pedang bermata dua, selain mungkin mendapatkan simpati, hal ini diam-diam bisa malah menurunkan kredibilitasmu sebagai penjual karena kamu dianggap tidak bisa memisahkan emosi pribadi dari profesionalisme bisnis.


6. Jangan berhenti belajar.
Karena ini bisnis berdasarkan hobimu, level dari kemampuanmu secara langsung akan mempengaruhi reputasi bisnismu. Jadi jangan pernah berhenti berusaha meningkatkan ilmu sehubungan dengan hobi yang kamu pakai sebagai dasar bisnis.

7. Ambil kesempatan secara bertanggung jawab.
Tiap usaha punya strategi pemasaran yang berbeda. Akan banyak kesempatan yang bisa kamu ambil di depanmu nantinya sehubungan bisnismu, ikuti yang menurutmu sesuai dengan caramu dan jangan sungkan untuk tidak mengambil suatu kesempatan jika menurutmu hal itu tidak sesuai dengan caramu. Hal ini contohnya sehubungan dengan keanggotaan grup atau lembaga, pemodalan, bazaar, endorse, dan lain sebagainya.

* * *
Semoga hal singkat (yang separuh curhat) di atas, bisa sedikit memberi inspirasi bagi siapapun yang sedang kepikiran ingin menjadikan hobi sebagai bisnis yang serius.
Jangan sungkan menambahkan di bagian komentar posting ini jika kamu merasa ada hal yang harusnya dipikirkan juga ketika mengawali bisnis berbasis hobi, tapi belum tertulis diatas.



Salam,

@ajeng_poyeng


Thursday, August 14, 2014

Jurnal harian : ngomongin Jogja

*Kali Code,  2009

Kalau dihitung sejak masuk kuliah dulu, aku sekarang tinggal di Jogja sudah 10 tahun.
Karena kuliah di UGM dan menjadi pendatang, otomatis daerah jelajahku berada di radius sekitar UGM juga. Macam Jakal bawah, Gejayan, Seturan, dan Malioboro.

Dulu Jakal memang sudah ramai, tapi dulu penuh dengan ruko-ruko kecil, dan beberapa hotel. Sekarang penuh dengan waralaba multinasional, cafe besar, dan butik besar.

Kos-kosan dulu sederhana, sekarang banyak yang seperti kamar hotel.

Daerah jalan Solo antara Seturan hingga pertemuan dengan Gejayan dulu adalah pusat pertokoan yang terdiri dari ruko-ruko kecil memanjang ke atas. Sekarang diisi bioskop besar yang selalu ramai, mall, toko pusat grosir, dan hotel-hotel tinggi seakan tumbuh dari dalam tanah.

*bawah jalan layang, 2009

Daerah Seturan yang dulu banyak sawah, sekarang diisi banyak toko dan cafe juga karaokean. Semakin banyak kos-kosan mahal, dan bahkan jalan selokan sempit itu sekarang sudah diperlebar!

Dahulu jalan Palagan dan jakal atas adalah wilayah yang terasa asing, sepi, dan kampung. Tapi sekarang jalan ini menjadi salah satu bagian dari jalur berkendara yang selalu dilewati setiap hari. Harga tanah ikut menjadi mahal seperti di pusat kota Jogja, dan banyak sekali perumahan mewah dibangun disini.

*Mataram city, 2013

Tiba-tiba Jogja punya apartment tinggi yang bukan rusunami. Dan mall lebih dari satu. Tampaknya Jogja memang adalah kota besar, dan aku masih saja terkejut. Masih mengharapkan Jogja adalah tempat seperti yang digambarkan di FTV yang diisi banyak warna hijau dan jalan yang lapang (seperti Jogja yang kuketahui semasa aku awal kuliah dulu).

Sampai sekarang aku masih belum terbiasa dengan jalanan Jogja yang mendadak jadi penuh terus. Masih saja mikir kalau harusnya jalanan Jogja penuhnya pas weekend aja. Tapi nyatanya sekarang justru jalanan Jogja sepinya ketika hari minggu. Jogja sudah jadi tempat untuk tinggal dan beraktifitas, bukan lagi tempat untuk escape dari rutinitas, dan aku masih saja belum siap menerimanya...


Dan herannya, meski sudah banyak mall, cafe, dan banyak pilihan tempat makan.. aku masih saja suka bingung mau makan dimana.. dasar cewek -.-;

Dan sekarang aku baru sadar, kalo papan reklame yang banyak dan bertumpuk-tumpuk itu sungguhan sangat mengganggu mata..


@ajeng_poyeng
2014

Liku-liku ngontrak : Kebanjiran

Aku tinggal di daerah diantara jalan Palagan dan Jombor Sleman. Siapa yang menduga bahwa tinggal di daerah yang cukup tinggi dari permukaan laut ternyata bisa kebanjiran juga? Nyatanya aku untuk pertama kalinya dalam hidup merasakan rumah kemasukan air dan tergenang banjir di semua permukaan lantai (kecuali kamar mandi).

Diawali oleh sore hujan lebat, yang waktu itu kupikir biasa saja. Aku yang waktu itu sendirian di rumah ya santai saja karena aku pada dasarnya suka suara hujan. Tapi sedang asyik-asyik main laptop, aku seperti mendengar tetangga sebelah ngobrol seperti terburu-buru, dan mendengar suara furnitur digeser-geser. Insting saja, aku lalu mengintip keluar jendela, dan mendapati air menggenang di jalan sudah tinggi dan hampir melewati teras rumah!


Langsung saja adrenalinku naik, dan aku membiarkan badanku bergerak sendiri. Karena aku ngga tahu bakal seberapa tinggi banjir yang mungkin terjadi (kebanyakan lihat berita banjir di Jakarta soalnya), aku mengangkat semua barang elektronik dan kelistrikan ke tempat paling tinggi. Lalu semua karpet dan bantal-bantal yang ada di lantai (yup, memang rumahku ala kontrakan anak kos yang tidak ada furnitur dan semuanya serba ngesot) kuangkat ke atas kasur tempat tidur. buku-buku dan kotak laundrypun juga kunaikkan ke atas kursi, dan terakhir aku berlari ke 'gudang' dan berusaha sebisa mungkin menyingkirkan kardus tempat aku menyimpan barang dari atas lantai pindah ke atas kursi dan meja yang ada. Ketika tampaknya sudah tidak ada lagi yang bisa disingkirkan dari lantai (aku sudah pasrah dengan rak buku dan kulkas), aku lalu mencari kain lap (dan baju juga) untuk menyumpal bagian bawah pintu supaya air tidak lagi masuk semakin banyak ke rumah.

*yang berkilau itu bukan karena lantainya kinclong,
tapi karena ada air menggenang!

Lalu aku menelepon suami yang saat itu sedang ada di toko supaya pulang dan menyelesaikan masalah banjir itu di bagian hulunya (apapunlah yang jadi penyebab, harus segera dibereskan) sebelum banjirnya makin tinggi.

Dan akhirnya banjir hanya menggenang setinggi 3 cm di dalam rumah (di luar rumah sepertinya 15cm-an tingginya), dan segera menyusut setelah selokan dibuka lebih lebar lagi.. Biasalah masalah perumahan yang bersebelahan, sering kali tidak ada kesepakatan soal saluran pembuangan.

Selesai banjir, kami langsung kerja bakti mengepel rumah, dan besoknya membeli semen dan membangun tanggul di depan pintu, karena kebetulan sebentar lagi kami mesti mudik lebaran.

Fyuuuhhh.... aku lolos ujian banjir pertamaku (ngga mau lagi yang lain ah), dengan barang basah yang minimum, sekaligus jadi terpaksa ngepel satu rumah.

Kejadian ini sampai bikin aku lupa makan sehabis buka puasa. Hilang sudah laparnya gara-gara heboh ngurusin rumah kemasukan air.

* * *
Jadi, dari pengalaman ini, kita ngga bakal tahu apakah rumah yang kita kontrak akan aman dari banjir atau tidak meskipun kamu memilih dataran yang tinggi. Karena semua hal bisa terjadi karena alasan yang kamu ngga tahu.


Dan meskipun kemungkinannya sangat kecil, mempersiapkan lebih baik daripada kamu mesti kerja otot mengangkat banyak barang ketika hal itu benar-benar terjadi (capek tahu).
  • Hindarkan menyimpan barang di dalam kardus, karena kardus sangat mudah menyerap air dan langsung rusak begitu terendam air. Investasikan untuk membeli kontainer dan menyimpan barang-barang berhargamu di dalamnya, barulah setelahnya menyimpannya di gudang. Lagipula kontainer meskipun sedikit mahal, lebih cantik dilihat, tahan lama, bebas lembab, dan bisa dipakai untuk banyak keperluan. Kelemahan lain dari menyimpan barang di kardus adalah, dia tidak anti rayap. Aku kehilangan 2 kardus seisinya karena dimakan rayap semua, sebagian kecil di dalamnya selamat karena ada di dalam map plastik.
  • Sebisa mungkin, pilihlah furnitur yang memiliki kaki, termasuk rak buku, supaya kalaupun ada air menggenang tidak membuat furniturmu terendam banyak. (bagian bawah rak bukuku belum kupakai lagi sampai sekarang karena dia masih lembab dan seperti berjamur, dan aku tak bisa menjemurnya karena dia besarrr). Pun jadi mudah kalau mau menyapu bagian bawahnya.
  • belikan kulkasmu alas kulkas yang ada rodanya itu, supaya selain jadi lebih mudah digeser, juga menambah tinggi kulkasmu dari lantai.
  • Hindarkan menaruh stop kontak atau kabel di lantai. Selain bebas kena air, juga jadi kelihatan lebih rapi dan bersih.
  • Buatlah tanggul untuk menahan air masuk dari bawah pintu, atau persiapkan sesuatu yang bisa kamu pakai sewaktu-waktu untuk fungsi yang sama. Lumayan kan jika bisa mengurangi debit air masuk ke rumah = mengurangi beban bersih-bersih.


@ajeng_poyeng
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...