Sedari mau lulus kuliah, aku tidak pernah bekerja kantoran dan langsung memutuskan berwirausaha, dan hal itupun bukan karena dorongan orangtua.
Mengambil usaha yang bukan melihat tren yang sedang berkembang, dan bukan pula usaha yang berkutat di makanan, aku dengan menyadari segala hambatan yang mungkin ada, memilih usaha yang berbasis dari hobi, yang kebetulan juga masuk ke kerajinan tangan. Jenis usaha yang oleh sebagian orang sering dijadikan dan dianggap usaha sampingan semata yang bisa saja dihentikan sewaktu-waktu oleh pelakunya. Dan meskipun bukan usaha yang tampak mewah, tapi apa yang kumulai dulu masih terus bertahan (dan tentunya tetap berusaha berkembang) sampai sekarang, dan berhasil mempertahankan tetap bisa makan teratur.
Jadi inilah beberapa hal dasar yang kupegang dan lakukan ketika awal melakukan usaha bisnis berbasis hobi dan masih kupegang sampai sekarang. (tulisan ini berdasar dari ingatanku, dan mungkin sedikit banyak aku 'kumpulkan' tanpa sadar dari membaca buku kuliah atau buku lain sewaktu masih sekolah)
1. Niat.
Niat menentukan segalanya. Kalau kamu berniat hanya menjadikan bisnis ini usaha sampingan, maka itulah yang akan kamu dapatkan. Manusia memang cenderung memilih pemikiran yang mudah, tapi jangan takut untuk meniatkan usaha berbasis hobi sebagai usaha utama dan melakukannya full-time tanpa nyambi bekerja di tempat lain meskipun tampaknya hambatan yang terpikir berat, karena justru pikiran yang terbagi (contohnya karena bekerja di tempat lain) akan menghambat usaha bisnis hobimu berkembang lebih cepat.
2. Rencana.
Jangan hanya berpikir untuk sembarangan melakukan usaha bisnismu dan berharap akan menyempurnakan hal dasar-nya sembari jalan. Sama seperti halnya bisnis jenis lain, pikirkan hal dasarnya dari awal, seperti logo, deskripsi usaha, tempat usaha baik online atau offline, media sosial yang diambil untuk mendukung usaha, kontak yang bisa dihubungi, visi dan misi, dan kalau lagi rajin dan banyak waktu bikin juga rencana bisnis.
3. Pisahkan bisnis dan pribadi.
Hindarkan memakai kontak yang sama untuk bisnis dan pribadi. Baik itu nomor telepon, email, dan (kalau bisa) alamat usaha. Karena begitu mulai berbisnis privasimu akan banyak terganggu, dan pastinya kamu tidak ingin susah memisahkan siapa sebenarnya yang sedang berusaha meneleponmu, pelanggan atau keluargamu kan? Dan jangan lupa pisahkan pula kotak uang pribadi dan usaha, karena bisnismu ga akan bisa berkembang kalau kamu tanpa sengaja menghabiskan labanya untuk keperluan pribadi karena tabungannya jadi satu.
4. Tetap idealis.
Bisnis berdasarkan hobi pada umumnya memiliki idealisme dari pembuatnya. Seiring perjalanan waktu akan banyak godaan berusaha menarikmu dari idealismemu dan bahkan mengaburkan etika dalam berbisnis secara umum. Sebenarnya hal ini 100% hakmu untuk mengambil jalan yang mana. Tapi bisnis berdasarkan hobi biasanya adalah sesuatu yang unik dan memiliki "jiwa" yang manis. Jadi pikirkan baik-baik sebelum mengambil suatu keputusan sehubungan dengan pengembangan usahamu.
5. Tetap sabar dan beretika.
Etika bisnis sebenarnya sama saja dengan etika berhubungan antar sesama manusia. Pada umumnya bisnis berdasarkan hobi melibatkan hubungan antarpersonal yang lebih intim dari jenis bisnis lainnya.
Jangan pernah kehilangan keramahan dalam menghadapi pelanggan, karena jika menempatkan diri di sepatu pembeli, mereka juga pasti ingin nyaman melakukan jual beli denganmu. Etika juga berlaku untuk hubungan sesama penjual, dan juga hubungan ketika kamu di posisi sebagai pembeli. Tapi sebagai penjualpun kita juga berhak untuk menolak pembeli yang tidak sopan.
Adalah kewajiban kita untuk tetap beretika. Sabar tapi tetap tegas, kenali karakter pembelimu untuk menentukan sikap tepat menghadapinya, dan tetap berusaha mengajarkan sikap saling menghormati antara pembeli dan penjual dengan cara yang baik dan profesional, karena kadang mereka tidak tahu bahwa hal yang mereka lakukan sebenarnya tidak benar secara bisnis (misal: karena ini pengalaman pertama mereka, atau karena kebetulan dia adalah teman mainmu).
Sebaliknya juga sebagai penjual kita juga harus paham untuk menjaga apa yang terjadi antara kamu dan pembeli adalah hanya diantara kalian, dan kamupun tidak berhak menjelek-jelekkan mereka di media sosial jika mereka kebetulan melakukan kesalahan/membuatmu kesal. Karena seperti pedang bermata dua, selain mungkin mendapatkan simpati, hal ini diam-diam bisa malah menurunkan kredibilitasmu sebagai penjual karena kamu dianggap tidak bisa memisahkan emosi pribadi dari profesionalisme bisnis.
6. Jangan berhenti belajar.
Karena ini bisnis berdasarkan hobimu, level dari kemampuanmu secara langsung akan mempengaruhi reputasi bisnismu. Jadi jangan pernah berhenti berusaha meningkatkan ilmu sehubungan dengan hobi yang kamu pakai sebagai dasar bisnis.
7. Ambil kesempatan secara bertanggung jawab.
Tiap usaha punya strategi pemasaran yang berbeda. Akan banyak kesempatan yang bisa kamu ambil di depanmu nantinya sehubungan bisnismu, ikuti yang menurutmu sesuai dengan caramu dan jangan sungkan untuk tidak mengambil suatu kesempatan jika menurutmu hal itu tidak sesuai dengan caramu. Hal ini contohnya sehubungan dengan keanggotaan grup atau lembaga, pemodalan, bazaar, endorse, dan lain sebagainya.
* * *
Semoga hal singkat (yang separuh curhat) di atas, bisa sedikit memberi inspirasi bagi siapapun yang sedang kepikiran ingin menjadikan hobi sebagai bisnis yang serius.
Jangan sungkan menambahkan di bagian komentar posting ini jika kamu merasa ada hal yang harusnya dipikirkan juga ketika mengawali bisnis berbasis hobi, tapi belum tertulis diatas.
Salam,
@ajeng_poyeng