intelectual property.

you are welcome to look, read, study, and learn. you are welcome to link/share it. you are welcome to quote or rewrite some of my post, but please don't forget to mention me/link my site.
but you are not allowed and please don't take any of the picture (with or without watermark) from this site without my permission.

Tuesday, February 12, 2013

Stretch your leg. Walk for a bit


Aku bukan orang yang "beruntung" berada di pekerjaan dimana kamu bisa mau tak mau pergi ke banyak tempat, hidup (walau sementara) di tempat lain yang baru, atau bertemu orang-orang yang pada keadaan normal hanya sedikit kemungkinan bisa bersinggungan kehidupan.

Yap, sedikit agak berbeda dengan pegawai yang terikat jam kantor, sebagai orang yang bikin usaha sendiri dan baru mulai, waktu luang dimana kamu bisa benar-benar melakukan apa yang kamu mau adalah sesuatu yang langka dan benar-benar hanya bisa terjadi jika kamu dengan kemauan keras sengaja menarik waktu itu dari keseharianmu mengurus usaha.

Kamis kemarin akhirnya dengan kemauan keras, kami berhasil "melarikan diri" sejenak dari Jogja menuju Purbalingga, cuma buat melepas kangen dengan orang tua, dan benar2 cuma buat tidur-tiduran di sofa. haha.

Tapi jika kamu sedang benar-benar ingin bersantai, kamu bisa melihat bahwa hal-hal yang terjadi selama perjalanan, sesederhana apapun itu, jadi kelihatan menarik dan menyenangkan. Dan bisa menjadi pengingat perjalananmu saat itu.

Pagi, setelah menitipkan kucingku yang cripple itu ke Calico, kami berangkat hampir tengah siang menuju tujuan. Perjalanan tampak lancar, dengan lalulintas yang sepi karena kamis masih weekdays... diselingi sahut-sahutan whatzapp dengan asisten Poyeng, perjalanan lancar sampai mobil bak terbukaku yang humble itu -seperti biasa- macet (lagi) di Parakan, di pertigaan dekat PDAM Parakan. Alhamdulillah ditolong oleh sesama pemakai mobil "yang sering macet", aku membiarkan para lelaki asyik sendiri dan melihat-lihat sekitar, sampai aku melihat dalam sepersekian detik lewat, sebuah truk yang mengangkut 2 ekor gajah sekalian pawangnya yang menunggang gajah tersebut melaju cepat di pertigaan. Whoaa... First for a lifetime!

Daan... oke, rehat 1 jam karena macet pun selesailah dan kami melanjutkan perjalanan tanpa halangan, kecuali 2 kali mampir makan. Pelajaran : akan lebih baik jika kamu survei tempat makan dulu sebelum melakukan perjalanan, karena 2 kali mampir makan secara random picking ini, dua kali juga makanannya ga enak. - aku bisa menghabiskannya karena aku sungguhan lapar -

Seperti direncanakan, bermalas-malasan di rumah adalah satu-satunya kegiatan di rumah orang tua. Kecuali satu kali waktu ketika aku keluar untuk mencari wig untuk manekinku (as u all already know, Purbalingga dikenal salah satunya karena produksi wig-nya), kami ke daerah yang disebut desa wisata Karangbanjar. Mampir di 2 pengrajin wig dan akhirnya membeli wig di tempat terakhir. Disini kamu akan melihat perbedaan orang yang banyak bertemu orang baru dan mau terbuka, dengan orang yang tampaknya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri dan tertutup. Di pengrajin pertama, komunikasi sulit dilakukan karena noise yang tampaknya tercipta hanya karena orang yang kami ajak bicara pikirannya sedang bercabang ke tempat lain dan mungkin tak mempercayai kami, tapi di pengrajin kedua, keluarga Maryoto, semua terasa natural serasa seperti sedang berada di rumah almarhum mbah Pudjo (adik mbah Maridjan), ketika aku dulu diajak main kesana oleh Baskara. Mereka semua tidak kenal kami, tapi membuka tangan dan rumah selebar-lebarnya untuk kami. Pengrajin yang kedua ini sudah cukup terkenal, dan sering didatangi pengunjung dari banyak tempat, dan bahkan meminjamkan kamar untuk mereka jika mereka butuh. I definitely will come back here later if i need another wig.. or just spread the words about them.

*wig untuk manekinku,.. cantiik!

Perjalanan pulang lancar dengan sedikit lebih berwarna lagi daripada ketika berangkat. Mungkin karena hari minggu, pengendara yang kami temui di jalan jadi lebih bermacam-macam.

Beberapa pengalaman yang bisa dianggap menyebalkan, seperti ada yang suka sekali membunyikan klakson meskipun aku yakin tidak butuh, pengendara motor lokal dalam kota yang jalan pelan di tengah jalan antar kota yang sempit itu dan tidak akan mau minggir meskipun di belakangnya ada mobil butuh untuk lewat (jadi kamu harus memperlakukannya sama besarnya dengan mobil), atau -sekali lagi selalu ada saat pertama untuk segala sesuatu- adalah ketika ada pengendara motor arogan yang meludahi mobilmu begitu saja??!! Aku melihat dengan jelas wajahnya, dan dia sungguh jauh dari muda. Betapa umur yang disia-siakan.

Tapi untungnya mayoritas pengalamannya menyenangkan (subyektif tentunya). Kami lewat jalur alternatif, dan aku adalah tipe yang memang tidak menyukai jalan utama yang crowded. Jadi aku benar-benar menikmati melihat pemandangan di sekitarku yang penuh bukit, sawah tinggi, kayu, rumah-rumah lokal yang menurutku justru berkarakter, dan jika melihat ke depan kau bisa melihat jalan yang akan kamu lewati jika difoto tak akan kalah dengan foto-foto jalan di luar sana yang selalu menarik kita untuk melewatinya. (Sayang aku tak bisa memotretnya karena memang tidak mungkin berhenti di jalan menanjak/menurun sempit sementara di belakangmu banyak mobil mengantri).

*Bolgheri road


Banyak sapi turunan Australia yang berkendara dengan mobil bak terbuka atau truk kecil yang lewat, dan mereka gemuk-gemuk dan ganteng, ga ada yang disiksa kookkk. Dan aku juga sempat mampir makan mi ayam di tepian sawah yang sering jadi "rest place" tidak resmi untuk pengendara yang lewat jalur ini. Dingin karena hujan, enaknya makan yang hangat-hangat.


Satu lagi pengalaman "selalu ada saat pertama" adalah ketika tiba-tiba distop Polisi di tengah jalan, deg-degan karena ga tahu kenapa, dan ternyata karena polisinya mau nebeng sampai kantor polisi sambil bawa motor yang baru kecelakaan. Sungguh situasi yang aneh ketika kami yang lebih cenderung malas dekat dengan polisi, justru lewat di jalan, membawa polisi di bak kami, dan ada beberapa polisi lain yang kelihatan seperti sedang mengawal kami.

Setelah semua yang kuceritakan diatas -kecuali mobil yang lagi-lagi macet sejenak- perjalanan berakhir lancar seperti biasa. Dan setelah kami -seperti biasa juga- sempat ditebengi anak jalanan, dan menjemput Beck (yang secara mengecewakan dibiarkan dalam keadaan sangat kotor, padahal aku menitipkannya dalam keadaan super bersih) di Calico, kami sampai di rumah dan mulai melakukan rutinitas harian lagi.

So, stretch your leg. Walk for a bit. Dan pasti kamu akan menemukan pengalaman baru. :)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...