intelectual property.

you are welcome to look, read, study, and learn. you are welcome to link/share it. you are welcome to quote or rewrite some of my post, but please don't forget to mention me/link my site.
but you are not allowed and please don't take any of the picture (with or without watermark) from this site without my permission.

Thursday, August 14, 2014

Liku-liku ngontrak : Kebanjiran

Aku tinggal di daerah diantara jalan Palagan dan Jombor Sleman. Siapa yang menduga bahwa tinggal di daerah yang cukup tinggi dari permukaan laut ternyata bisa kebanjiran juga? Nyatanya aku untuk pertama kalinya dalam hidup merasakan rumah kemasukan air dan tergenang banjir di semua permukaan lantai (kecuali kamar mandi).

Diawali oleh sore hujan lebat, yang waktu itu kupikir biasa saja. Aku yang waktu itu sendirian di rumah ya santai saja karena aku pada dasarnya suka suara hujan. Tapi sedang asyik-asyik main laptop, aku seperti mendengar tetangga sebelah ngobrol seperti terburu-buru, dan mendengar suara furnitur digeser-geser. Insting saja, aku lalu mengintip keluar jendela, dan mendapati air menggenang di jalan sudah tinggi dan hampir melewati teras rumah!


Langsung saja adrenalinku naik, dan aku membiarkan badanku bergerak sendiri. Karena aku ngga tahu bakal seberapa tinggi banjir yang mungkin terjadi (kebanyakan lihat berita banjir di Jakarta soalnya), aku mengangkat semua barang elektronik dan kelistrikan ke tempat paling tinggi. Lalu semua karpet dan bantal-bantal yang ada di lantai (yup, memang rumahku ala kontrakan anak kos yang tidak ada furnitur dan semuanya serba ngesot) kuangkat ke atas kasur tempat tidur. buku-buku dan kotak laundrypun juga kunaikkan ke atas kursi, dan terakhir aku berlari ke 'gudang' dan berusaha sebisa mungkin menyingkirkan kardus tempat aku menyimpan barang dari atas lantai pindah ke atas kursi dan meja yang ada. Ketika tampaknya sudah tidak ada lagi yang bisa disingkirkan dari lantai (aku sudah pasrah dengan rak buku dan kulkas), aku lalu mencari kain lap (dan baju juga) untuk menyumpal bagian bawah pintu supaya air tidak lagi masuk semakin banyak ke rumah.

*yang berkilau itu bukan karena lantainya kinclong,
tapi karena ada air menggenang!

Lalu aku menelepon suami yang saat itu sedang ada di toko supaya pulang dan menyelesaikan masalah banjir itu di bagian hulunya (apapunlah yang jadi penyebab, harus segera dibereskan) sebelum banjirnya makin tinggi.

Dan akhirnya banjir hanya menggenang setinggi 3 cm di dalam rumah (di luar rumah sepertinya 15cm-an tingginya), dan segera menyusut setelah selokan dibuka lebih lebar lagi.. Biasalah masalah perumahan yang bersebelahan, sering kali tidak ada kesepakatan soal saluran pembuangan.

Selesai banjir, kami langsung kerja bakti mengepel rumah, dan besoknya membeli semen dan membangun tanggul di depan pintu, karena kebetulan sebentar lagi kami mesti mudik lebaran.

Fyuuuhhh.... aku lolos ujian banjir pertamaku (ngga mau lagi yang lain ah), dengan barang basah yang minimum, sekaligus jadi terpaksa ngepel satu rumah.

Kejadian ini sampai bikin aku lupa makan sehabis buka puasa. Hilang sudah laparnya gara-gara heboh ngurusin rumah kemasukan air.

* * *
Jadi, dari pengalaman ini, kita ngga bakal tahu apakah rumah yang kita kontrak akan aman dari banjir atau tidak meskipun kamu memilih dataran yang tinggi. Karena semua hal bisa terjadi karena alasan yang kamu ngga tahu.


Dan meskipun kemungkinannya sangat kecil, mempersiapkan lebih baik daripada kamu mesti kerja otot mengangkat banyak barang ketika hal itu benar-benar terjadi (capek tahu).
  • Hindarkan menyimpan barang di dalam kardus, karena kardus sangat mudah menyerap air dan langsung rusak begitu terendam air. Investasikan untuk membeli kontainer dan menyimpan barang-barang berhargamu di dalamnya, barulah setelahnya menyimpannya di gudang. Lagipula kontainer meskipun sedikit mahal, lebih cantik dilihat, tahan lama, bebas lembab, dan bisa dipakai untuk banyak keperluan. Kelemahan lain dari menyimpan barang di kardus adalah, dia tidak anti rayap. Aku kehilangan 2 kardus seisinya karena dimakan rayap semua, sebagian kecil di dalamnya selamat karena ada di dalam map plastik.
  • Sebisa mungkin, pilihlah furnitur yang memiliki kaki, termasuk rak buku, supaya kalaupun ada air menggenang tidak membuat furniturmu terendam banyak. (bagian bawah rak bukuku belum kupakai lagi sampai sekarang karena dia masih lembab dan seperti berjamur, dan aku tak bisa menjemurnya karena dia besarrr). Pun jadi mudah kalau mau menyapu bagian bawahnya.
  • belikan kulkasmu alas kulkas yang ada rodanya itu, supaya selain jadi lebih mudah digeser, juga menambah tinggi kulkasmu dari lantai.
  • Hindarkan menaruh stop kontak atau kabel di lantai. Selain bebas kena air, juga jadi kelihatan lebih rapi dan bersih.
  • Buatlah tanggul untuk menahan air masuk dari bawah pintu, atau persiapkan sesuatu yang bisa kamu pakai sewaktu-waktu untuk fungsi yang sama. Lumayan kan jika bisa mengurangi debit air masuk ke rumah = mengurangi beban bersih-bersih.


@ajeng_poyeng

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...