intelectual property.

you are welcome to look, read, study, and learn. you are welcome to link/share it. you are welcome to quote or rewrite some of my post, but please don't forget to mention me/link my site.
but you are not allowed and please don't take any of the picture (with or without watermark) from this site without my permission.

Sunday, November 10, 2013

Personal Event : Promo buku Kreasi Rajut Topi di TB Gramedia Sudirman Yogyakarta

Promo buku Kreasi Rajut Topi lagi!!

Sekarang di Gramedia Sudirman Yogyakarta.. bikin workshop mini bikin gelang knitting sambil ngobrolin tentang rajut dan buku Kreasi Rajut Topi tentunya. Dan suka banget karena rame ditemenin teman-teman dari Grup Indonesian Crafter reg Jogja! Yay!!



workshop membuat gelang
yang selesai paling dulu, dapet doorprize!
temen IC-Jogja juga ikutan ngobrol lho
photo bareng sebelum pulang

Yuk, ke toko buku dan beli buku ini! (*tetep promo)

Friday, November 1, 2013

Tips Iseng : Fotografi Produk ala Ajeng~Poyeng

Dulu pas kuliah memang sempet dapat kelas yang membuat lumayan lah tahu sedikit dasar tentang fotografi. Cuman bedanya, kalau pas kuliah ada kesempatan untuk praktek pakai kamera SLR hasil minjem maksa selama satu semester, pada kehidupan sehari-hari ternyata aku harus melewati masa pake kamera hape biasa-pindah ke kamera pocket hasil nyomot dari rumah ortu (yang sekarang 500 ribu juga dah dapet yang bagus banget)-pindah ke kamera smartphone yang bisa makro-baru deh beneran bisa praktek dengan SLR punya sendiri (yang sekarang sudah ada huruf "D" di depannya)

Hasil foto memang keliatan banget njomplangnya jika dibandingin antara dulu pertama pake kamera hape dengan sekarang yang pake kamera DSLR, terutama di segi kualitas foto. Tapi kebaikan dari praktik selama bertahun-tahun itu kita jadi terus belajar dan jadi lebih baik meski via otodidak macam aku.

awal-awal dulu pertama masih pake kamera hape biasa Nokia 3360
-musti banyak edit main warna-
sekarang dengan DSLR Canon Eos (masih belajar)
-ga usah diapa2in lagi!-
Foto Poyeng selalu adalah mengenai foto produk. Aku lumayan percaya diri dengan cara mataku menilai sesuatu itu bagus dalam konteks 'jika menjadi foto', jadi aku akan berusaha supaya foto yang kuambil paling mendekati atau lebih baik dibanding dengan yang saat itu dilihat dengan mata sesungguhnya.

Beberapa pedoman pribadi yang selalu kupakai kalau mau foto produk adalah...

No Flash Light!
Aku sangat ngga suka pake lampu flash untuk photo produk, semua warnanya selalu jadi berantakan! Dan tentunya jadi lebih jelek daripada jika sedang dilihat langsung. Untuk kamera DSLR, memang dengan sedikit pencahayaan dan memanfaatkan menu kreatif di kamera, tanpa flash pun kamu masih bisa mendapatkan kualitas foto yang bagus, tapi bagaimana kalau kamu tidak punya lampu yang memadai, dan hanya memegang kamera pocket atau kamera hape?

Jangan biarkan foto dengan pencahayaan buruk yang justru makin membuat produkmu tampak jelek jadi satu-satunya dokumentasi produkmu. Itulah mengapa, memakai kamera apapun, aku selalu mengambil foto dengan cahaya matahari sebagai sumber pencahayaan (kecuali kalau kepepet banget harus foto malam hari. Harus diakalin gimana caranya). Tentu saja tidak menaruh produknya dibawah terik langsung, tapi mengambil foto di tempat teduh tepat di samping sumber cahaya. Biasanya aku foto-foto di depan pintu atau jendela.

Close Up dan Makro.
Photo produk selalu tentang close up. Karena hal itu akan menonjolkan detil produkmu dan mengisolasi pusat perhatian foto langsung ke produk yang kamu foto. Itulah mengapa jangan sampai kamu puas dengan foto yang blur -kalo perlu hapus saja- dan bikin lagi sampai dapat yang jelas.

Untuk kamera pocket, pilih menu makro (gambar bunga itu lho), tapi tetap perhatikan jarak maksimal kedekatan benda dengan kamera, karena jika terlalu dekat pasti selalu gagal fokus. Lebih baik ambil foto dengan fokus baik meski jarak agak jauh, nanti masih bisa di-crop kok ;)

dengan kamera pocket
Untuk kamera hape, ada baiknya jika kamu memang meniatkan kamera hapemu sebagai media untuk foto produk, pilih hape yang kameranya memiliki kualitas gambar setidaknya 3MP dan mempunyai fungsi makro di kameranya. Dan jangan lupa membandingkan hape dengan kualitas kamera sejenis sebelum membeli (gsmarena.com bisa dijadikan salah satu referensi bagus untuk membandingkan kualitas smartphone). Selain itu, aturannya sih sama saja dengan cara foto dengan kamera pocket. Sejak aku memegang smartphoneku sekarang (Samsung tua Galaxy Ace Plus yang meskipun masih gingerbread, tapi dia memiliki kamera 5MP dengan makro yang bagus, dan dengan bantuan aplikasi kesayangan camera360) aku bisa dibilang mempensiunkan kamera pocketku. *katching!!

dengan kamera dari smartphone dengan makro bagus
Untuk kamera DSLR sih ngga usah diobrolin lagi ya, karena aku menganggap kalau mampu pegang kamera jenis ini, setidaknya ngga perlu lagi diajarin caranya nyari makro dan close-up.

Pilih Background yang tepat.
Seiring pengalaman, aku menemukan bahwa semakin simple background akan semakin menonjolkan foto produkmu.
Jika warna adalah elemen utama foto produk Poyeng saat itu -seperti memfoto benang misalnya-, maka aku akan memakai background plain polos dan sebisa mungkin mendekati warna putih. Dan pastikan bahwa foto yang kamu upload nanti paling mendekati warna asli dari produk yang kamu foto.


Tapi jika warna bukan hal yang paling ingin ditonjolkan -seperti foto rajutan dengan model-, background apa saja tidak masalah, bahkan kadang cuek saja main efek foto seperti retro atau lomo style, yang penting produknya tetap terlihat jelas detilnya dan menjadi fokus utama foto.


Komposisi
Jangan lupa memperhatikan mau ditaruh mana letak produkmu dalam selembar foto persegi panjang itu. Apakah mau ditaruh tepat di tengah, atau di salah satu sudut foto dengan membiarkan bagian lainnya kosong (sekali lagi supaya pusat perhatian tetap pada produkmu). Pakai saja feelingmu mana yang menurutmu sreg saat itu.


Watermark!!
Yang satu ini jangan lupa kamu tambahkan ke foto produkmu sebelum kamu upload ke website atau media sosialmu. Karena begitu kamu memutuskan upload sesuatu ke internet, kamu harus sadar dan menerima bahwa fotomu bisa diakses siapa saja dan bahkan bisa dikopi siapapun. Meskipun ngga selalu yang mengambil fotomu berniat buruk, kadang ada yang hanya ingin menyimpannya sebagai referensi. Tapi dengan adanya watermark, siapapun yang melihat fotomu nanti akan tahu bahwa kamu yang membuatnya dan tahu namamu jika ingin menghubungimu.
Tapi... pastikan juga penempatan watermarkmu meskipun menjadi semacam signature fotomu, tidak terlalu merusak keindahan fotomu untuk dilihat. Siapa tahu seseorang yang menyimpannya berniat menjadikannya wallpaper di desktopnya. ;)


Resize.
Sebelum diupload, jangan lupa meresize fotomu menjadi sekitar 100-200kb saja dengan dimensi sekitar 900x600 supaya fotomu tetap jelas. Biasanya untuk mencapai ukuran itu aku menurunkan kualitas fotonya menjadi sekitar 60-80%.

* * *

Jadi, tanpa perlu menunggu punya studio apalagi lampu pencahayaan yang keren itu, kita bisa bikin foto produk yang cukup oke dengan memakai apa yang ada di sekitar kita saat ini. .
Yang kubutuhkan saat akan foto produk hanyalah : sebuah kamera, spunbound atau kain putih untuk background yang kugelar di pintu rumah yang kubuka lebar, sinar matahari di jam-jam sebelum atau sesudah jam 12 siang, lalu produknya sendiri tentunya.

Setelah itu foto akan kuedit minimalis (resize, crop, dan kutambahin watermark) di Adobe Photoshop 7.0 (yap masih pake yang jadul) atau jika sedang ga bisa akses PC aku memakai aplikasi Photo Editor di hape yang bisa didapat gratis di android market.

Dan sudah deh..
Foto yang dihasilkan ngga jelek-jelek amat kan? :p


Thursday, October 31, 2013

Photo Box & Kuliner Jogja : Soto Mba Djam Nglanggeran

*Kalo orang normal mikir : Duh, ngapain coba makan soto aja sampe jauh-jauh ke patuk? Tapi sungguhan deh, kalo udah pernah kesini, selalu pingin balik lagi!*

Soto Mba Djam bisa kamu temui di Obyek wisata Nglanggeran (Sebuah gunung purba yang ada di Patuk, Gunung Kidul. Nglanggeran sendiri adalah sebuah obyek wisata yang tampaknya menarik minat para penggemar olahraga panjat tebing. Jadi, kalau kamu suka panjat tebing dan hiking, obyek wisata ini bisa dicoba. ^ ^)
Jika kamu datang dari jalur reguler arah barat sebelum parkir tempat wisata, kamu akan melihat jalan kecil muat 1 mobil di kanan jalan yang menurun. Warung ini terletak persis di depan balai dusun dan berada di samping sawah yang membentang. (susahnya ngasih ancer-ancer ke mba Djam XP)
Kuliner satu ini dikenal melalui getok tular alias rekomendasi dari mulut ke mulut.

Soto dan ayam gorengnya nagih! Tempatnya pun bikin ngga pingin cepat-cepat pergi.
Terlalu pagi (seperti kita) atau terlalu sore akan membuat kamu tidak bisa menikmati menu yang ada dengan maksimal, jadi mungkin menjadwalkan makan siang -yang disambung siesta- akan lebih memuaskanmu :)

Kita sudah bisa dibilang langganan kesini kalau waktu sedang sempat, dan dibawah ini beberapa dokumentasi habis main pagi-pagi kesana. :p

Sarapan ke mba Djam - Selasa, 22 Oktober 2013 jam 6.00-10.00
dokumentasi memakai = kamera smartphone samsung galaxy ace plus aplikasi camera360-retro effect.

selamat datang!!
banner baru soto mba Djam
jalan masuk Soto mba Djam


pagi-pagi enaknya minum teh gula batu
lihat! Ada Nglanggeran disinari matahari pagi!
Ducky terlihat kecil di jauh sana

Sarapan ke mba Djam - Minggu, 27 Oktober 2013, jam 6.30-10.00
Dokumentasi memakai = kamera DSLR Canon 650D, pemakaian biasa.

kali ini membawa 10 orang keluarga Poyeng!
(yang lagi pegang kamera tentu saja ga keliatan)
semua masuk ke Ducky dengan riang gembira (dan tidur lagi)
nongkrong di parkiran andalan
mba Djam di belakang banner lama
sarapan bareng enak puass
poto-poto sebentar bareng owner soto mba Djam.


Ayo jalan-jalan dan makan-makan!

:D

Tuesday, October 29, 2013

Mini Restoration Ducky : DIY Insulasi Jendela

dreamcatcher si pusat perhatian di dalam Ducky

Sudah lama sekali sejak postingan terakhir tentang Ducky..

Si bapak sudah jauuhh mengalami kemajuan dalam merawat mesinnya supaya tetep jalan. Perkakas di tool's bag semakin berat saja, dan bahkan ada buku setebal bantal berjudul "How to Keep Your Volkswagen Alive" yang selalu ikut kemana-mana. Macet sedikit di jalan bukan masalah besar karena bisa mengatasi sendiri... Intinya.. meski masih banyak PR, Ducky dimanja dan bahagia.. hahaha.

Untuk bagian interior sendiri sebenarnya belum nambah apa-apa, kecuali aku menambahkan sebuah storage stool untuk extra kursi. Mendandani Ducky dengan menggantunginya dreamcatcher, gantungan kunci bergambar VW dan Ducky yang merupakan custom handmade, dan menambahi sebuah boneka kayu tua yang warnanya senada -dan mungkin sama tuanya- dengan ducky.


* * *

Ngomongin judul postingan ini, akhirnya beberapa saat yang lalu kita beneran ada kesempatan mencoba untuk tidur di dalam Ducky, dengan keadaan seadanya hanya jendela yang ditutupi korden kotak-kotak yang tipis itu.. dan buseett, sudah membungkus diri dalam sleeping bag, tetep saja dinginnya ngga karuan! Udara dingin meresap masuk dari semua dinding jendela dan menghisap keluar hangat yang ada di dalamnya. Kalau begini caranya, ga bakalan bisa kemping dengan memakai Ducky sebagai pengganti tenda nih. 

Meski aku sedang benar-benar tidak ada waktu untuk membuat rajutan untuk sandaran jok depan dan membersihkan dinding bagian dalam ducky, aku harus segera bertindak jika ingin segera mengajak Ducky kemping. Membuat insulasi jendela tampaknya sudah tidak bisa ditunda lebih lama lagi!

Maka seminggu belakangan ini, aku menyempatkan membeli bahan yang kira-kira bisa dipakai untuk insulasi dengan harga terjangkau. Sibuk mengukur-memotong-menyusun lapisan-menjahit tangan, yang totalnya ada 14 bagian untuk setiap jendela (sambil nonton TV di bawah semburan kipas angin, atau bersauna di dalam Ducky untuk mengepas tempelan kaca). Meski tertusuk-tusuk jarum terus kalau sedang lengah konsentrasinya karena diajak ngobrol, tampaknya hasilnya cukup bisa dibanggakan karena si bapak memuji hasilnya.. haha.

tampak dalam insulasi jendela Ducky

Dan dengan ini, tampaknya Ducky yang sekarang sudah siap untuk di test lagi sebagai pengganti tenda kemping. Woohooo!!!
* * *

Sedikit tentang insulasi jendela.

Insulasi jendela mobil sebenarnya sudah mudah ditemui jika kamu main ke sudut di bagian pernik-pernik mobil. Lembaran mengilat yang biasanya ditawarkan untuk mencegah panas masuk dari kaca bagian depan mobil itu lho... tapi biasanya hanya untuk bagian depannya saja dan mungkin ukurannya hanya ada untuk mobil-mobil umum modern.

tampak luar insulasi jendela Ducky

Insulasi untuk keseluruhan jendela mobil bukan hal yang umum di negara beriklim tropis, dan untuk mobil di negara 4 musim, biasanya dipakai di mobil van, dan digunakan untuk mencegah dinginnya udara masuk ke dalam mobil di malam hari. (secara memang di luar Indonesia sudah lumayan umum memakai mobil van atau VW jenis mikrobus atau kombi sebagai tempat menginap)

Ada memang jika kamu mau membeli insulasi jendela lengkap untuk VW kombi/mikrobus mu dari browsing di situs luar, tapi kalau kamu ingin versi lebih murah, kamu bisa kok bikin sendiri dengan membeli sendiri bahan-bahan yang sekiranya cocok untuk insulasi dan menjahitnya sendiri (seperti aku) atau menjahitkannya ke orang lain kalo kamu mau sabar menunggu antrian jahitan.

Dari hasil browsing di eHow, aku menemukan bahwa membuat insulasi terdiri dari beberapa bagian : Bagian yang menghadap keluar, bagian antara, dan bagian yang menghadap ke dalam.


Bagian yang menghadap keluar (vapor barrier), idealnya memakai mylar/semacamnya, atau bahan untuk membuat tirai di kamar mandi yang di bagian bathtub-shower. Bagian antara (insulasi) kamu bisa memakai lapisan/batting polyester, fleece, atau selimut yang tak terpakai. Lalu untuk bagian yang menghadap dalam kamu bisa memakai kain yang kamu suka, karena inilah yang bakal kamu lihat ketika si insulasi menempel. (aku sendiri hanya memakai kain belacu polos dengan niatan mau kucoret-coret ketika ada waktu).

Kalau kamu mau mencari versi mudah yang tak melibatkan membuat, kamu bisa membeli lembaran plastik wrapping (yang ada bulatan2 kecil yang tidak bisa untuk tidak dipencet sampai berbunyi 'pop' itu), memotongnya sesuai ukuran jendela, dan menempelkannya ke jendela ketika kamu butuh insulasi (kaca disemprot, plastik akan menempel). Dari yang kubaca, cara ini bisa lumayan mencegah dingin merambat masuk dan panas ruangan merambat keluar melalui jendelamu dengan cara yang paling singkat.

*Obrolan tentang insulasi ini hanya versi tidak detil dan singkat saja karena semakin banyak bahan yang dibaca aku malah semakin bingung mau mulai dari mana, dan akhirnya aku menarik kesimpulan sendiri yang paling memudahkan untuk diwujudkan dan juga ringan di kantong. Untuk tahu lebih lanjut tentang insulasi, kamu bisa browsing bersama mbah google, dan beliau insyaallah akan memberimu info yang lebih lengkap (asal kamu sabar mencari) 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...