Ngajakin juga denmas Baskara yang bener-bener awam dengan segala macam per-puppet-an, syukur alhamdulillah aku sudah mengajak dia di acara yang tepat untuk pengalaman pertamanya dia tentang dunia puppet ini, sehingga dia tidak menyatakan kapok.
Dondi sendiri memilih untuk berusaha menonton sebanyak mungkin pertunjukan yang ada di LIP antara tangal 5 dan 6 Desember ini. Tapi aku yang mengajak teman baru yang masih awam, dan juga kita punya banyak kerjaan di tempat lain yang ngga bisa ditinggal, tentunya tidak bisa memutuskan untuk seharian hang out disana, dan memilih untuk menonton satu pertunjukkan per hari. Dan thank God, aku memilih pertunjukkan yang tepat.
Pertunjukkan ini asyik dan menarik, kalo saja aku tidak duduk hapir bersebelahan dengan seorang anak muda yang (tampaknya) baru saja mendapatkan kamera DSLR baru, dan memutuskan untuk memotret SEMUA scene yang dia lihat, dengan kecepatan 7 jepret per detik, SETIAP SAAT. (rasanya dia seperti sedang membajak pertunjukkan.. engga sekalian nge videoin aja?)
Ya ampuuunn, aku sampai harus mengelus-elus Baskara dan memenganginya supaya engga benar-benar melempar sandal ke orang itu. Ya, karena di tengah studio yang tenang, kamu akan bisa dengan sangat jelas mendengar suara kamera DSLR menjepret, kawan.
Damned, dan kami kehilangan sebagian jalan cerita karena perhatian kami teralih.
Untung sekali tanggal 6 Desember berhasil menebus semua hal tersebut. Pertunjukan yang kupilih kutonton hari itu adalah Metamorphosis oleh Bernd Ogrodnik dan Hildur M Jonsdottir dari Islandia. Jujur saja, aku memilih ini karena membaca kata Islandia! Salah satu negara yang ingin kukunjungi suatu saat. *semoga kesampaian
Pertunjukkan yang ini benar-benar menyenangkan! Sedari awal sang puppeteer meminta kita untuk tenang, dan memang hanya sedikit sekali aku mendengar suara DSLR dijepret (dan mungkin hanya oleh tim dokumentasi resmi Pesta Boneka), jadi kita benar-benar bisa menikmati sekumpulan cerita pendek yang disajikan disini, dan dibuat kagum dengan daya imajinasi dan kreatifitas sang puppeteer. Dia memakai dari puppet yang paling rumit hingga hanya memakai jari! Membuat cerita jenaka, hingga cerita yang penuh makna mendalam.
Pertunjukkan ini membuat Baskara yang sekarang sudah tidak seawam dulu, mengatakan mau diajak menonton lagi di Pesta Boneka selanjutnya! *yayyy.
Terimakasih Papermoon Puppet Theater, sudah menghadirkan Pesta Boneka untuk bisa kami nikmati juga, dan menutup akhir tahun ini dengan kenangan yang manis. :D *big hug
@ajeng_poyeng
No comments:
Post a Comment