Dulu ketika aku lebih muda dan lugu, aku selalu bangga dengan kelugasanku, tak merasa sungkan mengatakan apa yang sedang kupikirkan. Karena aku percaya itu yang terbaik. Dan akupun tak begitu peduli dengan semua resikonya.
Tapi itu dulu. Ketika aku hanya hidup untukku sendiri. Ketika aku masih orang bebal yang tak mengerti perasaan orang lain, bahkan orang yang kuanggap penting. Ketika yang ada di hidupku hanya aku dan khayalanku sendiri. Dan permasalahan dalam hidupku hanyalah kegalauan khas pubertas remaja.
Tapi sekarang semua sudah berbeda. Waktu terbukti memang berperan sungguh dalam pendewasaan diri. Dan tampaknya fungsi manusia sebagai makhluk sosial lebih berperan dalam kehidupan sehari-hariku.
Dari mengenal dan berhubungan dengan lebih banyak orang, aku yang sekarang sudah lebih bisa menjaga perasaan orang lain lewat perkataan dan perbuatan.
Aku adalah tipe orang yang memperlakukan orang lain dengan cara seperti aku ingin diperlakukan oleh orang lain. Juga seringkali mempertimbangkan suatu kemungkinan berdasarkan apakah aku bisa melakukannya atau tidak jika berada di situasi yang sama.
Itulah mengapa aku jadi senewen setengah mati jika bertemu orang yang menuntut banyak darimu, tapi dirinya sendiri tak mampu/mau memenuhi bagian kewajiban setelah tuntutannya dipenuhi. Atau yah.. Sekedar melaksanakan apa yang sudah dikatakannya.
Atau jika ada orang yang menyalahkanmu atau merepotkanmu untuk kesalahannya atau kemalasannya sendiri.
Dan yang lebih menyebalkan sebenarnya adalah:
Apa yang kau tulis/ucapkan untuk mereka jadi berbeda dengan apa yang sebenarnya ada di pikiranmu.
Aku bagai mengkhianati diriku sendiri dengan tidak lugas. Dan hal ini sungguh menggerogoti mentalku karena aku merasa mengalami kemunduran dalam hidup! Karena menyimpan sendiri kritik yang sebenarnya penting untuk pendewasaan seseorang hanya karena sangat ingin menjaga perasaan mereka. Dan berakhir dengan diam-diam aku jadi tidak bisa mempercayai mereka dan enggan memperdalam hubungan. Ini bukan suatu hal yang menyenangkan buatku.
Please, jangan hanya meminta orang lain berada di sepatumu. Cobalah sepatu orang lain juga.
Please, perlakukanlah orang lain seperti kau ingin diperlakukan.
Apakah adil jika kamu ingin diperlakukan dengan baik tapi memperlakukan orang lain dengan buruk?
Dalam menjalin hubungan dengan orang baru yg belum kau kenal/tahu, berbicaralah dengan sopan dan penuhi janji yang sudah kau ucapkan. Jangan memberi harapan palsu atau basa-basi. Jangan merepotkan orang lain untuk hal yang bisa kau lakukan sendiri, dan jangan melakukan sesuatu dengan niat jahat sebagai dasarnya. Sebagai gantinya, yakin pasti kau akan dihormati dan tak disepelekan.
Aku tahu kok, ini instropeksi untukku sendiri juga. ^ ^
Mungkin ada baiknya sekali-kali kita bertanya pada orang disekitar kita, bagaimana sebenarnya kelakuan dan sifat kita menurut pandangan mereka. Apakah kita sungguh sudah menjadi orang yang baik seperti perkiraan kita? Apakah benar semua orang yang berhubungan dengan kita merasa beruntung dan senang berhubungan dengan kita?
No comments:
Post a Comment