Adalah duduk di sebuah tempat makan bersama suami,
dan seperti biasa, obrolan tak tentu arah mulai menemani kami makan.
bermula dari obrolan tentang parpol baru, tiba-tiba berbelok tajam ngobrolin para peserta Big Brother Indonesia (BBI).
Ya, memang, kami termasuk penonton kambuhan Reality Show yang baru tayang 1 musim di Indonesia ini, dan jujur memang lumayan menikmatinya (kalo lagi ga barengan ma jam tayang film box office di TV dan daripada dipaksa nonton sinetron kan?)
Ngobrolin tentang karakter-karakter 3 housemates yang tersisa. Bagaimana salah seorang nggak akan menang jika karakternya tetap bagini, atau tentang si dia yang konsisten dengan karakter yang begitu, bla bla bla.
Lalu tiba-tiba arah pembicaraan sedikit bergeser ke Big Brothernya sendiri, ketika membicarakan tentang pendapat tentang bahwa paranoia salah seorang housemate mungkin saja masuk akal, bahwa mungkin kemenangan sudah diatur sejak jauh hari,
mengingat bahwa bagaimanapun waktu hidup selama 24 jam, dirangkum hanya dalam 1 jam (dipotong iklan lagi) mau seberapa bagian sih yang bisa diperlihatkan dari kepribadian utuh seseorang? Yang hidup 24 jam bareng aja bisa aja ngga kenal (ingat KKN dulu), dan bukan tak mungkin semua jadi terserah editor Big Brother untuk menunjukkan pada penonton, bagian mana dari housemates yang ingin ditunjukkan pada penonton.
Apakah itu bagian kepolosan si A, atau kegarangan si B, atau kecomelan si C.
Bagaimanapun rating (yang membawa penonton dan iklan untuk tetap menempel padanya) tetaplah nyawa acara ini kan?
Memang hasil akhir tetaplah ditentukan penonton.. tapi menurut kami, Big Brother punya previledge lebih, untuk bisa mencoba 'mempertahankan' housemate mana, atau mencoba 'menurunkan' housemate yang lainnya.
ingat agenda setting media, dimana media bisa ikut mempengaruhi pemikiran seseorang lewat berita/acara yang ditunjukkannya pada penonton/pembacanya. bagaimanapun tak semua bagian berita bisa ditunjukkan pada kita, media tetap harus memilih satu sudut/bagiannya saja. Dan bagian mana yang mau ditunjukkannya?
Intinya, marilah kita tidak terlalu serius dalam menanggapi media begitu saja, dan jangan menelan semua informasi media bulat-bulat.
Entah itu hiburan, film, berita, apalagi infotainment!
Dinikmati saja, ambil yang baik dan singkirkan yang buruk.
hahaha.. maafkan kalau pembicaraan ini nggak mengarah kemana-mana dan nyampah. Pembicaraan ngalor-ngidul saja kok. Mungkin lain kali bisa lah dibikin postingan yang sedikit ala makalah dengan sedikit 'kuliah' dan daftar pustaka di bawahnya biar keliatan agak serius (dan mungkin biar keliatan 'berbobot' dan 'intelek'?).. kalo sedang mood :p
Happy day!
No comments:
Post a Comment