intelectual property.

you are welcome to look, read, study, and learn. you are welcome to link/share it. you are welcome to quote or rewrite some of my post, but please don't forget to mention me/link my site.
but you are not allowed and please don't take any of the picture (with or without watermark) from this site without my permission.

Thursday, September 10, 2020

Setting Tabungan BTPN Jenius di Etsy Payment


 

Hai Etsy seller yang juga sekaligus Teman Jenius seperti aku,


Bulan ini (September) adalah batas terakhir kita mau ga mau harus migrasi dari pembayaran Paypal ke Etsy Payments. Batas akhirnya sendiri adalah 4 Oktober 2020.

Setelah aku sendiri sempat berbingung-bingung, secara kan Jenius itu akun online dan kita daftar ngga ke kantor cabang manapun. Akhirnya kewajiban ini beres sudah setelah aku gogling sana sini dan scrolling grup FB dan Twitter.

Nah, gimana cara setting Jenius kamu ke Etsy Payments?

buka Etsy Seller. Klik Finances -> Payment Setting

Disana akan terlihat keterangan apakah kita sudah enroll atau belum ke Etsy Payments. Jika belum, klik Enroll


- Halaman pertama

Bakalan keluar semacam form yang harus kamu isi.

1. Tentang Bank.

Tentunya pilih negara Indonesia.

Masukkan keterangan PT. Bank BTPN Tbk.

Bank Code: 213

Branch Code: 4 digit angka pertama nomor rekening Jenius kamu

Branch address:  (Note: alamat ini kucopy sesuai yang tertulis di website https://www.btpn.com/en/tentang-kami/contact-us/lokasi-cabang )

untuk awalan 90, maka masukkan alamat : KCP - Mal Kota Kasablanka. Jl. Casablanca Raya No. 88, Jakarta Selatan.

untuk awalan 001, maka masukkan alamat: KC - JAKARTA (Gn.Sahari). Jl.Gunung Sahari Raya 87 Jakarta

TCR - Mal Kota Kasablanka 4. Jl. Casablanca Raya No. 88, Jakarta Selatan

habis itu baru masukkan nomor rekening Jenius kamu.


2. Tentang diri sendiri.

Untuk bagian ini sepertinya tidak ada masalah sih, tinggal masukkan saja apa yang diminta. Aku memasukkan nama depan dan tengahku di bagian First name. Karena aku dulu pernah repot pas berurusan dengan Western Union karena ga memasukkan nama tengah, sementara di KTP full name tertulis semua.


3. Alamat

Ini juga sepertinya tidak ada masalah. Aku memasukkan alamat korespondensiku yang paling baru.


- Halaman kedua.

Setelah kamu submit, di halaman selanjutnya kamu akan diminta untuk upload foto data diri kamu. Masukkan saja data diri yang masih berlaku sekarang. Menurut hematku, karena tentunya kita akan terus merawat akun Etsy kita dan daripada upload berkali-kali, aku mengupload data diri identity card alias KTP yang berlaku seumur hidup.

---


Setelah beres, kamu akan melihat tulisan "You're enrolled in Etsy Payments".

Jangan lupa untuk rubah Deposit Schedule (kapan Etsy akan menyetor uang ke nomor rekening Jenius kamu) ke durasi yang nyaman buat kamu (aku setting ke once per Month atau sebulan sekali).

Karena Esty Payment ini punya rules:

Indonesia:

Deposit minimum : 28.000

Fee threshold : 1.400.000

Dan jika dalam sekali setor besarnya adalah diantara dua angka yang tertulis di atas, maka kamu akan dikenakan Deposit fee sebesar 28.000.

---


Dengan keberadaan Etsy Payments ini, kita selanjutnya tidak akan berurusan lagi dengan Paypal beserta potongannya.

Tapi bedanya jika biasanya kita langsung dapat pembayaran ke Paypal di setiap transaksi, sekarang kita akan dibayar ke rekening kita sesuai Deposit Schedule yang kita pilih.

Dan diluar kelebihan dan kekurangannya, sebenarnya kita memang tidak ada pilihan selain harus pindah ke Etsy Payments sih, karena setelah tanggal 4 Oktober 2020 kita belum pindah ke Etsy Payments, sama saja dengan kita memutuskan tutup toko Etsy karena ga bisa jualan.



Stay Creative!


@ajeng_poyeng

ajeng-sitoresmi.blogspot.com

Monday, July 27, 2020

Unboxing and review produk: XP-Pen Deco 01 v2

Hai semua,

sudah lama sekali tampaknya sejak aku terakhir bikin postingan blog.

Rasanya canggung jika tidak ada hal yang ingin benar-benar di share dan cuma curhat biasa. Itulah yang bikin akhirnya tidak pernah ada postingan baru.

Kali ini kebetulan kemarin aku untuk pertama kalinya akhirnya punya yang namanya drawing tablet. Bukan, bukan yang sudah termasuk layar dimana kita bisa langsung menggambar diatasnya seperti ipad. Tapi yang disambungkan ke laptop atau android kita untuk membantu kita menggambar.

Yup, sebagai super pemula yang baru pertama kali merambah dunia gambar digital, aku merasa belum perlu langsung membeli alat yang super mahal, cukuplah membeli yang budget friendly dan memang direkomendasikan untuk pemula.

Setelah seharian googling dan membaca review disana-sini, ditemukanlah dua kandidat kuat dengan harga serupa: 
- Wacom Intuos S
- dan XP-Pen Deco 01 v2.

Kedua kandidat ini memiliki review yang hampir sama di hal performa. Perbedaan mereka adalah di dalam spesifikasi fisik yang terlihat mata. Wacom tentunya kawakan dalam bidang ini, memiliki fisik yang kuat dan tahan lama dipakai, sangat cocok untuk yang mencari drawing tablet yang bisa menemanimu menggambar untuk waktu yang lama. 
Tapi dari beberapa review juga diberitahukan bahwa pen Wacom Intuos akan sering minta diganti. Dilain pihak, dengan harga yang sama, kamu bisa mendapatkan produk XP_Pen yang setara dengan produk Wacom yang harganya dua kali lipat, meski keawetan permukaannya terhadap goresan tidaklah seawet Wacom.

Kenapa aku akhirnya memutuskan untuk mengambil produk XP-Pen? 
Karena dalam sebuah review yang aku tonton, untuk pemula, permukaan layar lebih besar akan lebih baik untuk belajar menggambar.

Setelah unboxing produk, siapa sangka bahwa produk ini sudah dilengkapi dengan semua perlengkapan pendukung menggambar di dalam kemasanannya!
Kelengkapan itu adalah: pen stand, sarung tangan gambar, pelindung layar, extra pen tip, dan usb hub untuk menyambungkan tabletmu ke android smartphone.
Intinya, kamu tinggal langsung belajar menggambar tanpa perlu memikirkan apapun lagi.

Setelah unboxing dan mempersiapkan alat, akhirnya aku menginstall driver bawaan yang dipakai untuk setting pen dan tombol shortcut. Sempat error, tapi ternyata hanya karena windows-ku butuh diupdate! Semuanya langsung lancar setelah Windows selesai melakukan update, dan aku akhirnya bisa benar-benar mencoba menggambar digital memakai pen untuk pertama kali!

Dan inilah hasil tes perdana memakai XP-Pen Deco 01 v2 melalui Adobe Photoshop dengan brush seadanya bawaan aplikasi. 


Yup, karena memang aku sama sekali belum punya aplikasi drawing apapun.

Jadi langkah selanjutnya adalah membiasakan diri supaya menggambar digital jadi sama luwesnya dengan jika aku menggambar diatas kertas. Serta mencari (dan mencoba) aplikasi menggambar yang gratis-gratis dulu sebelum menabung menunggu aplikasi menggambar yang berbayar didiskon.

 



Have a nice day!



@ajeng_poyeng
ajeng-sitoresmi.blogspot.com


Saturday, June 29, 2019

DIY: Garukan dari kardus untuk kucing (scratching cardboard)


Hai!!

Apakah kamu habis pindahan? Atau kamu punya usaha yang menghasilkan efek samping kardus bekas yang menumpuk? Atau kamu sekedar hoarder kardus yang mulai bosan dengan beberapa koleksi kardusmu?

Lalu... apakah kamu punya kucing? Dan kucingmu suka menggaruk sofamu?

Jika jawabannya adalah ya dan ya, jangan khawatir. Kucingmu cuma butuh tempat garukan tuh. Dan tak perlu beli mahal-mahal atau jauh-jauh. Mari cukup gunakan kardus bekas yang kamu sudah punya itu.

Garukan kucing dari kardus memang sudah mudah didapatkan secara online lewat marketplace, tapi garukan kucing dari kardus seperti ini hanya bisa bertahan hingga 1 tahunan. Lama kelamaan dia akan menjadi halus karena sering dipakai. Jadi daripada beli, mending kita bikin sendiri saja di rumah dan sekaligus bisa mengurangi sampah.


DIY: membuat scratching cardboard (garukan dari kardus) untuk kucing.

- Persiapkan alat dan bahannya: cutter tajam, penggaris besi panjang, lem serbaguna yang bening (merk alteco atau sejenis), kardus-kardus.

- Pertama-tama buat dulu alas untuk garukan yang dimau. Dalam kasusku sih aku engga bikin, tapi milih. Aku memakai kardus kecil yang pendek seperti: kardus bekas kemasan pizza, kardus bekas kemasan teh kotak isi 24, kardus bekas sepatu, atau kardus bekas beli kaus... sisihkan.

- Memegang penggaris dan cutter, mulai potong-potong kardus panjang-panjang selebar penggaris yang kamu pakai. Potong 90 derajat dari serat kardus (jadi tidak searah dengan seratnya)

- potong sesuai lebar alas garukan yang sudah kamu siapkan, lalu tempel satu persatu ke alas dengan posisi berdiri sambil terus memotong sesuai kebutuhanmu.

dan jadi deh! Tinggal kamu berikan ke kucing kesayanganmu buat tempat dia garuk-garuk.



Pstt.. hati-hati, prakarya yang ini agak adiktif. hihi.

* * *

Bonus.


Kamu penasaran juga dengan garukan yang dari tali? Gampang itu, kamu tinggal pergi ke pasar dan membeli tali (bilang aja tali untuk garukan kucing, atau kalau penjualnya tidak tahu, kamu minta tali tebal seukuran tali pramuka yang bahannya dari sabut kelapa atau serat daun).

Di rumah, kamu bisa memakai kaki meja, kaki partisi, atau kaki kursi (pilih yang lumayan besar diameternya), lalu mulai lilitkan talinya disana dan dipaku untuk mengunci.

Setelahnya, kamu ajak kucingmu untuk menggaruk disana. Beres deh.

* * *

Di rumah aku sudah membuat garukan dari tali ini dari 4 tahun yang lalu, dan garukan dari kardus lebih dari setahun yang lalu. Kucing-kucingku selalu memakainya dan aman deh sofa kesayangan.



Salam crafting,

ajeng-sitoresmi.blogspot.com
@ajeng_poyeng

Saturday, March 4, 2017

Jogja Short Stay: 3 hari di Jogja - Makan Enak & Oleh-oleh Seru


Januari lalu aku kedatangan teman lama dari Vietnam bernama Thuy yang main ke Jogja untuk 3 hari. Kenal dan cuma ketemu sekali tujuh tahun yang lalu ketika dia baru lulus SMA dan aku kuliah aja belum lulus. Habis itu bisa dibilang ga pernah ngobrol, tapi heran deh rasanya tetap berasa selalu berteman. Yang namanya hubungan itu memang aneh. Haha.

Rumah kontrakan kami yang sederhana ini memang punya kamar extra, tapi karena saking malasnya dan jarang di rumah, selama ini cuma kami pakai sebagai gudang, dan siapapun yang nginap kami suguhi sofa bed yang ada di ruang TV. Pada suka tampaknya kalo bisa bobok ditonton TV yak. (^ ^);. Demi akomodasi ini, kami merestorasi kamar itu ke fungsinya yang sebenarnya. Ooooh.. kami cukup bangga dengan hasilnya!

ranjang single dari kayu= Rp.600.000
kasur busa single= Rp.400.000
karpet pelapis dinding yang lembab= Rp.25.000/meter

Hari nol: Rabu malam, 18 Januari 2017
Hari-H pun datang, menjemput Thuy di stasiun kereta Lempuyangan dari Bogor di kala hujan rintik-rintik #apaseh. Langsung bisa mengenali satu sama lain, karena meskipun kita sudah sama-sama kerja dan bukan anak sekolahan lagi, kita sama-sama punya gen awet muda! #narsesabes.

Sebelum sampai di rumah, kita mampirkan dulu tamu kita ke salah satu tempat makan fav kita: Angkringan Gadjah di Jl.Kaliurang (search aja pake google dah), langsung suka dia-nya! Bilang sate ayam yang dia ambil enak banget, sampai aku bilang kalo itu sate brutu (pantat ayam), ilfil dia trus dikasih aku! (harusnya aku bilang pas sudah habis ya #noted).
Kamu yang main ke Jogja dan pengen ngangkring tapi suasana berasa cafe yang njawani banget, coba deh tempat ini. Dia buka siang mpe jam 12 malam. Saranku datang yang sore-malam aja, biar bisa milih nasi kucing sesukanya. Banyak varian dan masakannya enak!


Everything was smooth, karena Thuy adalah tipe pengembara yang ga masalah dengan rumah kita yang lebih mirip sarang mahasiswa daripada pasangan suami istri. Dan ternyata oh ternyata, kemampuan ngobrol bahasa inggrisku yang sama sekali ga pernah dicoba ini lancar dengan mengejutkan, saking lancarnya jadi kayak words vomit. Ya karena jujur aja, siapa sih yang peduli grammar kalo lagi ngobrol? Bahasa inggris pun pas-pasan. -kalo suruh pidato bahasa inggris atau bicara formal pasti aku sudah ditendang di kalimat pertama-

Anyway, kami yang di rumah sudah siap-siap untuk taking easy di kerjaan selama Thuy di Jogja buat nemenin (sekalian nyolong piknik. haha)

Hari pertama: Kamis, 19 Januari 2017
Pagi harinya, jam 7 pagi kita ajak Thuy sarapan di kuliner Jogja selanjutnya (kita yang bisa dibilang orang lokal juga suka kesini buat makan kasual..  kalo lagi pengen - jauh jee -): Soto Bathok Mbah Katro di Sambisari (sekali lagi, search google aja kalo belum tahu dan penasaran).
Segeer, enak, disajikan dalam mangkuk bathok kelapa. Jadi kemungkinan kamu bakal pesen dua mangkuk karena besar bathoknya seukuran bra saja. Dan asyiknya lagi, meski dia femes banget, harganya dari dulu baru buka sampe sekarang masih sama, hanya 5000 per porsi. Suka banget deh, dan yang ngelayanin juga ramah-ramah.


Yang lagi maen ke Jogja, harus mampir deh cobain. Datang makin pagi makin oke, karena tempatnya persis di pinggir sawah, jadi kalo pagi, feelingnya bakal enak banget didukung cahaya mentari pagi yang bikin keinget jaman jalan kaki ke sekolah #ketahuananakdesa

Sempet juga kita mampir bentar ke Candi Sambisari yang cuman jalan kaki 15 menit dari tempat makan. Sayang, udah rame aja pagi-pagi, trus mendadak ujaann!
*enggak mendekat karena di TKP sudah penuh orang

* * *
Habis makan langsung dilanjut main seharian di workshop Poyeng Jl Palagan (googling pasti ketemu deh), karena Thuy punya niat mau bawa pulang topi dan syal bikinan sendiri dalam 2 hari. Uwow banget kan?
*dari instagram @poyenghobby
Di workshop Poyeng jalan Palagan yang penuh benang rajut warna-warni mengawe-awe itu, Thuy diajari sama Ria, asisten Poyeng yang lagi jaga. Yup, disini kamu bisa belajar knitting gratis ga pake janjian lho!

Karena Thuy dah sering lihat neneknya merajut dan berkemauan tinggi, langsung dibolehin pegang proyek topi. Demi bisa bikin topi dalam 3 jam, dipilihlah benang dan jarum berukuran paling besar di toko itu (harga tabrak ajaa), dan bener aja, 3 jam kemudian, Thuy memakai 'anak'nya dengan bangga #terharusaya. Kami semua diajakin foto kenang-kenangan pake kamera instax Fuji yang dia punya, trus dikasi satu (yang fotonya ada di paling awal postingan ini). It's instantly became one of my treasure.

Dan pulangnya Thuy masih 'sangu' benang buat bikin syal yang mau dia selesein besok pas perjalanan maen.

Kita mampir makan di warung makan prasmanan baru: Qwadra no MSG di Lempongsari dekat Poyeng -tempatnya bisa dibilang instagramable padahal bukan cafe, dan wifi enabled!-

Malamnya Thuy pergi ketemu temannya yg juga lagi vacation dan nginep di sekitar Prawirotaman buat ngebir bareng. Ngga ikut aku yang ini mah, karena aku engga minum. #havefunajadeh

Hari kedua: Jumat, 20 Januari 2017
hari kedua Thuy pergi main sendiri ngerental mobil ke Candi Cetho (yup, yang di Karanganyar itu) dilanjut ke Gereja Ayam (yang aslinya merpati) di Magelang. E buset dah, staminanya hebat banget deh.

Pulangnya sudah sore, tampaknya Thuy lapar karena di jalan mampir di tempat makan yang engga enak, langsung kita bawa ke sate kambing langganan kita: Jokopi di Jl. Palagan (googling ajaaa) yang berasa plesetannya Jokowi tapi bukan #gojekreceh.

((Engga punya stok foto tempat ini nih, makanannya mengalihkan segalanya #ngeles))

Pasti lapar banget atau enak banget, karena Thuy pesan sate kambing satu porsi, tongseng kambing satu porsi, dan nasi goreng kambing satu porsi, dihabiskan sendiri! #keplokkeplok

Hari ketiga: Sabtu, 21 Januari 2017
Hari ini Thuy hanya punya waktu sampai siang untuk mengejar pesawat ke Lombok buat mantai (kamu puas banget deh main di Indonesianya kak #envydikit). Dia sudah bilang pengen nyobain mbatik. Lucky me, ada workshop batik yang posisinya ga harus menerjang macet di akhir pekan ke pusat kota karena posisinya masih cukup dekat dengan rumah: Batik Sogan Rejodani (silakan googling buat cari info). Dia butik yang jual batik tulis buatan sendiri yang masih buka sampai sekarang dan dulu tempat ini punya resto yang ternyata sudah tutup sebelum sempat kucoba #whyyyy??.

Dan sudah jadi lho syal knitting yang dia kerjain dari dua hari sebelumnya. Uwow!
Dan yang paling asyik, workshopnya engga mahal! Hanya 75.000 dan kamu bisa bawa pulang batik buatanmu sendiri seukuran sapu tangan, dan engga mbeda-bedain turis asing maupun orang lokal. Ibu-ibu pembatik Sogan yang kita gangguin juga asyik-asyik orangnya meski pada sama-sama ga ngerti ngomong apa antara Thuy dan mereka. Seruu! Kapan-kapan ajak temen-temen kesana ah buat 'piknik' mbatik.


Habis puas mbatik, kuanterin aja ke toko oleh-oleh nJogja banget paling kesukaan yang juga sering kudatangi belanja buat dipake sehari-hari: Batik Hamzah yang Jl. Kaliurang atas (udah tahu kan mesti ngapain kalo ga tahu ini dimana? Google manggil tuh.).
Bahkan meskipun Thuy termasuk tomboi, yang namanya cewek kayaknya sama aja ya: suka banget kalo diajak belanja. 3 jam-an ada kali ya disini. Disusur semua dari lante satu sampe lante tiga. Beli kain motif lurik, beli baju-baju buat sendiri dan oleh-oleh, beli aromaterapi wangi kesukaan dan miniatur wayang kulit, bahkan beli CD lagu keroncong juga dia.

Habis itu sebelum nganter ke bandara, kita mampir makan ke Raminten yang tepat ada di sebelahnya. Raminten sendiri ada juga yang di pusat kota di daerah Kota Baru. Rame dan terkenaaall.. Tapi aku lebih suka kesini, ya karena rumahku lebih dekat kesini sih, dan masakannya sama enaknya kok dengan yang di pusat kota. Suasananya juga sama.. waitress-nya (yang semua cowok) pada pake blangkon dan rok batik yang buat cowok (suamiku juga punya kok, cuma dipake pas merti desa aja tapinya). Tempatnya nyaman, berupa joglo dan limasan. Dan selain enak rasanya, yang paling penting masaknya engga pake lama meski rame sekalipun (buat aku rasa enak aja ga cukup kalo masaknya lama, karena aku biasanya pergi ke tempat makan dalam keadaan sudah lapar, males banget kalo mesti dipaksa nunggu setengah jam atau lebih setelah masukin pesanan)


Dari pengalaman diajakin makan di banyak tempat makan enak itu Thuy bilang dia mengerti kenapa aku engga pernah masak (sebenarnya karena ga sempet dan ga hobi sih, tapi aku juga ga suka makan di tempat yang masakanya nggak enak #rewel).

And that's it, sudah ngerasa kangen bahkan sebelum nurunin dia di drop area di bandara Adi Sucipto.

Hope we will meet again ya Thuy, sukur-sukur aku yang ke Vietnam gitu.. #aamiinn

Perjalanan disponsori oleh Ducky -yang kalo Thuy bilang bikin tempat dimanapun dia parkir jadi romantis- (dan sopirnya mas husband Baskara)

*scene dari perjalanan lewat Sindoro-Sumbing beberapa tahun lalu


Salam damai,


ig: @ajeng_poyeng
ajeng-sitoresmi.blogspot.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...