intelectual property.

you are welcome to look, read, study, and learn. you are welcome to link/share it. you are welcome to quote or rewrite some of my post, but please don't forget to mention me/link my site.
but you are not allowed and please don't take any of the picture (with or without watermark) from this site without my permission.

Friday, October 7, 2022

Step by step bikin listing hingga claim di TripAdvisor

Hai semuanya,

kali ini aku akan membagi pengalamanku bikin listingan Poyenghobby di TripAdvisor sekaligus nge-claim usaha ini sebagai pengurusnya di TripAdvisor.

Dulu aku mikir bahwa yarn shop ga bisa masuk kategori, ternyata itu cuma karena aku kurang search aja. Dan ternyata sudah banyak toko benang di luar sana yang masuk di TripAdvisor.

Untuk keperluan dokumentasi dan sharing, aku sengaja screenshoot setiap langkah ketika aku bikin listing Poyenghobby dan klaim. Aku sengaja daftar via app smartphone karena aku pikir pasti sekarang orang lebih sering akses hape daripada laptop. Tapi TripAdvisor untuk saat ini ternyata lebih nyaman diakses via web browser. So, up to you aja mau daftar via mana.

Di bawah kulampirkan screenshootnya ya. Keterangan akan aku tulis di bawah dengan angka (dibaca dari kiri ke kanan ya)

mendaftarkan listing di TripAdvisor:


  1. Buka TripAdvisor
  2. Search usaha
  3. Belum terdaftar. Klik 'add a place'
  4. Pilih jenis usaha (sample: 'things to do')
  5. Pilih kategori (sepertinya hanya di opsi things to do)
  6. Pilih kategori
  7. Jika bingung, bisa coba search usaha sejenis di tripadvisor memakai kategori apa. Pilih yang sama
  8. Pakai search bar untuk mempercepat
  9. Lengkapi selanjutnya
  10. isi sesuai yang sebenarnya.
  11. pilih kecamatan ya, karena kabupaten dianggap terlalu luas
  12. Isi posisi di maps (agak sulit gesernya, jadi harus sabar)
  13. Isi jam buka, dll
  14. Check sebelum lanjut
  15. Review dengan hati-hati sebelum submit
  16. Tinggal tunggu dikabarin
  17. Kabar akan masuk ke email TripAdvisor kamu, bukan email yang kamu masukkan di keterangan listing usaha
  18. Sudah masuk. Tinggal dilengkapin fotonya 🎉

perhatian: Jangan sampai ke BACK, karena bakal ngulang dari nomor 1 😭

klaim listing kamu di TripAdvisor:



  1. Habis terdaftar, klik 'management center' di email konfirmasi.
  2. Claim your free listing
  3. Isi keterangan, dan centang semua
  4. Siap2 verifikasi by phone - ke NOMOR YANG SUDAH TERDAFTAR di listing sebelumnya! (Pilih by sms saja), lalu masukkan kode yg dikirim ke nomor usaha tersebut. (Maap lupa ke skrinsut halamannya. Hehe)
  5. Donee.
  6. Ini tampilan dashboard pengurus.

Semoga Postingan ini membantu :-)



  • TripAdvisor
  • Thursday, March 18, 2021

    Berapa dan apa saja biaya dan Pajak di Etsy (digital listing)

    Hello Etsy seller yang masih mikro seperti aku,

    Beberapa kali aku chat dengan teman sesama seller kecil Etsy di Instagram, tampaknya perhitungan biaya dan pajak yang mulai berlaku pasca sistem pembayaran berubah menjadi Etsy Payment, suka bikin lumayan pusing karena di list laporan debit kredit, tampak seperti banyaak sekali (ya memang lebih banyak dari dulu sih komponennya)

    Setelah beberapa bulan tidak menggubrisnya karena tampak banyak dan rumit, aku akhirnya menyempatkan sebentar untuk mulai melihat dan memilahnya bulan kemarin.

    Untuk catatan awal, aku menjual digital item di Etsy. 

    Bukan, aku bukan jualan desain atau custom drawing yang harganya tinggi, aku menjual knitting pattern yang harganya fix segitu-segitu saja dari dulu sampai sekarang. Bisa dibilang harga rata-ratanya 5 dolar saja.

    Yup, untuk berjualan di Etsy, menjual item dengan harga segini, memang cukup terasa besar potongannya. Karena ada beberapa fee yang nilainya bukan berdasar dari presentase harga, tapi fix. Dan fee tersebut bukan dipotong setelah laku.

    https://www.etsy.com/shop/poyeng

    Anyway, balik lagi ke biaya dan pajak Etsy.

    Pertama yang dilakukan adalah, cek dulu apakah offsite ads kamu menyala.

    Aku lupa dimana settingnya, karena tampaknya setelah aku meng-off kan Offsite ads Etsy, opsi tersebut sudah tidak bisa kutemukan lagi.

    Penting buat kamu untuk dengan sadar hendak mengaktifkan Offsite ads atau tidak, karena biaya iklan Etsy ini akan mengambil dari pendapatan kamu.

    Kedua, pastikan kamu dengan sadar memilih mata uang yang akan kamu pakai di listing Etsy kamu.

    Karena jika mata uang yang kamu pakai menghargai listingan barang Etsy kamu berbeda dengan mata uang bank kamu, kamu akan dikenai biaya konversi sebesar 2.5%. Jadi kamu harus aware ketika memilih mata uangnya ya. Lakukan percobaan jika kamu belum yakin apakah biaya konversi itu mengganggu atau tidak dengan pendapatanmu.

    Selanjutnya, kamu harus menentukan berapa kira-kira harga akhir (netto, sudah bersih biaya) yang ingin kamu terima nantinya.

    Dari situ kamu bisa mencoba menghitung harga yang tertera di toko Etsy kamu dengan sudah memperhitungkan biaya yang tertulis di bawah ini: (dalam rupiah sesuai mata uang yang aku pakai)

    • processing fee (sale) = 4.5% dari harga barang + Rp.7000
    • + vat processing fee = 10% 
    • listing fix = $0.20 (note: jika barangmu laku dan masih ada sisa stok dan masih dalam jangka listing 4 bulan, listing akan auto diperbarui tanpa kamu manual melakukannya)
    • + vat listing = 10%
    • transaction = 5% dari harga barang
    • + vat transaction = 10%
    • biaya deposit fix = 28.000 (ini adalah biaya yang ditarik ketika Etsy mentransfer di bawah 1.5 juta ke rekeningmu. Aku sih kena terus. wkwk)
    Jadi, pastikan ambil durasi terlama Etsy untuk melakukan transfer ke rekeningmu (untuk saat ini adalah 1 bulan sekali), karena ada biaya deposit yang tidak bisa kamu hindari jika uang yang ditransfer dibawah 1.5 juta.

    contoh:
    harga barang: 50.000
    misal, 1 dolar = 14.500
    biaya yang terpotong untuk Etsy ketika barangmu laku adalah:
    Listing fix = 0,2 dolar = 2900
    vat listing 10% = 290
    processing fee 4.5%+7000 = 2250+7000 = 9250
    vat processing 10% = 925
    transaksi 5% = 2500
    vat transaksi 10% = 250
    (belum menghitung 28000 yang terpotong ketika uang yang ditransfer di bawah 1.500.000)

    Oiya, jangan kaget kalo pas kamu ngecek di toko Etsy kamu, harga yang tertera sepertinya lebih tinggi dari yang sudah kamu setting di listingan kamu, itu bukan kamu yang salah setting kok. Tampaknya itu sudah settingan dari Etsy-nya.


    *note: karena aku menjual produk digital, aku sengaja tidak memasukkan biaya shipping (label dan transaction) disini, karena memang aku tidak pernah memakainya sehingga aku juga tidak punya pengalaman dalam penggunaannya di lapangan seperti apa.

    Aku juga tidak memasukkan perhitungan Etsy Ads, karena itu jelas-jelas sebuah biaya yang sangat manual dan sadar dalam penggunaannya (seperti Facebook Ads, Google AdWords, dan Instagram Ads)


    **Artikel Etsy tentang biaya dan pajak Etsy, bisa dilihat di [sini] dan tentang penjelasannya di [sini]

    *** belum punya toko di Etsy? klik [Link Ini] untuk mendapatkan 40 listingan gratis buat kamu memulai jualan.



    Happy crafting and selling


    @ajeng_poyeng

    ajeng-sitoresmi.blogspot.com


    Sunday, February 7, 2021

    Hammerhead worms (cacing pipih kepala martil), apa yang harus dilakukan?

    Pernah ga sih di kamar mandi, atau di area basah terutama yang dekat dengan halaman tanah di rumahmu, kamu melihat semacam cacing tapi kepalanya aneh. Dilihat-lihat sekilas mirip paku yang dilihat dari samping. Atau seperti berkepala palu?

    Dulu aku tidak begitu mempermasalahkannya dan langsung menyentornya ke saluran air. Tapi lama kelamaan kok yang kulihat makin panjang dan makin sering? Mulai bertanya-tanyalah aku. Apakah tindakanku selama ini yang cenderung membiarkannya kurang benar?

    Dan setelah proses googling dengan mencoba kata kunci yang paling memungkinkan, didapatlah nama dari cacing ini: Hammerhead worms (disebut juga cacing pipih kepala martil dengan bahasa latin bipalium).

    (source picture)
    Basic facts dari hewan ini:

    • Adalah jenis cacing planaria darat yang makan cacing tanah (hmm, dilihat dari makanannya saja kamu pasti sudah menduga apakah dia menguntungkan atau merugikan kan?)
    • Bisa mencapai panjang 50 cm
    • Hewan nocturnal (jadi kemungkinan akan lebih sering ketemu di malam hari atau pagi yang lembab atau hujan)
    • Hidup di tanah yang lembab
    • Meninggalkan jejak lendir seperti bekicot atau siput
    • Secara bentuk, hammerhead memiliki kepala setengah lingkaran seperti martil
    • Mulutnya juga berfungsi sebagai anus.
    • Hemaprodit
    • Hewan yang hidup di darat (terestrial) satu-satunya yang menghasilkan racun tetrodotoxin.
    • Dianggap hama oleh petani karena memakan cacing tanah
    • Meski mematikan untuk cacing tanah, tapi tidak berbahaya untuk manusia atau hewan peliharaan

    Bagaimana cara dia makan?

    Hammerhead worms akan mengikuti jejak cacing tanah lalu menangkapnya dengan cara menahannya memakai otot dan sekresinya. Dia akan mengeluarkan isi tenggorokannya beserta enzim sekresi yang akan melelehkan cacing tanah. Selanjutnya cairan lelehan cacing itu akan disedot ke badan hammerhead worms.

    Keberadaannya bisa mengurangi jumlah cacing tanah dengan cepat. Seperti kita tahu, cacing tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena dia menciptakan jalan oksigen yang berpengaruh bagi keberlangsungan tumbuhan dan pertanian.

    Bisa ngga jadi makanan ikan saja atau untuk mancing?

    Karena badannya yang beracun, kemungkinan besar hewan air akan enggan makan karena merasa bahwa rasanya tidak enak. Tidak bisa dijadikan umpan juga karena tubuhnya yang pipih dan mudah patah.

    Jadi jawabannya adalah: tidak.

    Kalau bertemu apa yang harus dilakukan?

    Karena dia hama, demi keberlangsungan cacing tanah yang membantu kesuburan tanah di halaman dan pot tanaman kita, lebih baik langsung dibunuh saja. Dengan cara disiram garam atau cuka. JANGAN DIPOTONG. Karena seperti yang pernah kita pelajari sewaktu SD, cacing jenis planaria jika dipotong tdak mati dan justru bertambah banyak. (((><)))


    sumber: [1] [2]

    Thursday, September 10, 2020

    Setting Tabungan BTPN Jenius di Etsy Payment


     

    Hai Etsy seller yang juga sekaligus Teman Jenius seperti aku,


    Bulan ini (September) adalah batas terakhir kita mau ga mau harus migrasi dari pembayaran Paypal ke Etsy Payments. Batas akhirnya sendiri adalah 4 Oktober 2020.

    Setelah aku sendiri sempat berbingung-bingung, secara kan Jenius itu akun online dan kita daftar ngga ke kantor cabang manapun. Akhirnya kewajiban ini beres sudah setelah aku gogling sana sini dan scrolling grup FB dan Twitter.

    Nah, gimana cara setting Jenius kamu ke Etsy Payments?

    buka Etsy Seller. Klik Finances -> Payment Setting

    Disana akan terlihat keterangan apakah kita sudah enroll atau belum ke Etsy Payments. Jika belum, klik Enroll


    - Halaman pertama

    Bakalan keluar semacam form yang harus kamu isi.

    1. Tentang Bank.

    Tentunya pilih negara Indonesia.

    Masukkan keterangan PT. Bank BTPN Tbk.

    Bank Code: 213

    Branch Code: 4 digit angka pertama nomor rekening Jenius kamu

    Branch address:  (Note: alamat ini kucopy sesuai yang tertulis di website https://www.btpn.com/en/tentang-kami/contact-us/lokasi-cabang )

    untuk awalan 90, maka masukkan alamat : KCP - Mal Kota Kasablanka. Jl. Casablanca Raya No. 88, Jakarta Selatan.

    untuk awalan 001, maka masukkan alamat: KC - JAKARTA (Gn.Sahari). Jl.Gunung Sahari Raya 87 Jakarta

    TCR - Mal Kota Kasablanka 4. Jl. Casablanca Raya No. 88, Jakarta Selatan

    habis itu baru masukkan nomor rekening Jenius kamu.


    2. Tentang diri sendiri.

    Untuk bagian ini sepertinya tidak ada masalah sih, tinggal masukkan saja apa yang diminta. Aku memasukkan nama depan dan tengahku di bagian First name. Karena aku dulu pernah repot pas berurusan dengan Western Union karena ga memasukkan nama tengah, sementara di KTP full name tertulis semua.


    3. Alamat

    Ini juga sepertinya tidak ada masalah. Aku memasukkan alamat korespondensiku yang paling baru.


    - Halaman kedua.

    Setelah kamu submit, di halaman selanjutnya kamu akan diminta untuk upload foto data diri kamu. Masukkan saja data diri yang masih berlaku sekarang. Menurut hematku, karena tentunya kita akan terus merawat akun Etsy kita dan daripada upload berkali-kali, aku mengupload data diri identity card alias KTP yang berlaku seumur hidup.

    ---


    Setelah beres, kamu akan melihat tulisan "You're enrolled in Etsy Payments".

    Jangan lupa untuk rubah Deposit Schedule (kapan Etsy akan menyetor uang ke nomor rekening Jenius kamu) ke durasi yang nyaman buat kamu (aku setting ke once per Month atau sebulan sekali).

    Karena Esty Payment ini punya rules:

    Indonesia:

    Deposit minimum : 28.000

    Fee threshold : 1.400.000

    Dan jika dalam sekali setor besarnya adalah diantara dua angka yang tertulis di atas, maka kamu akan dikenakan Deposit fee sebesar 28.000.

    ---


    Dengan keberadaan Etsy Payments ini, kita selanjutnya tidak akan berurusan lagi dengan Paypal beserta potongannya.

    Tapi bedanya jika biasanya kita langsung dapat pembayaran ke Paypal di setiap transaksi, sekarang kita akan dibayar ke rekening kita sesuai Deposit Schedule yang kita pilih.

    Dan diluar kelebihan dan kekurangannya, sebenarnya kita memang tidak ada pilihan selain harus pindah ke Etsy Payments sih, karena setelah tanggal 4 Oktober 2020 kita belum pindah ke Etsy Payments, sama saja dengan kita memutuskan tutup toko Etsy karena ga bisa jualan.



    Stay Creative!


    @ajeng_poyeng

    ajeng-sitoresmi.blogspot.com

    Monday, July 27, 2020

    Unboxing and review produk: XP-Pen Deco 01 v2

    Hai semua,

    sudah lama sekali tampaknya sejak aku terakhir bikin postingan blog.

    Rasanya canggung jika tidak ada hal yang ingin benar-benar di share dan cuma curhat biasa. Itulah yang bikin akhirnya tidak pernah ada postingan baru.

    Kali ini kebetulan kemarin aku untuk pertama kalinya akhirnya punya yang namanya drawing tablet. Bukan, bukan yang sudah termasuk layar dimana kita bisa langsung menggambar diatasnya seperti ipad. Tapi yang disambungkan ke laptop atau android kita untuk membantu kita menggambar.

    Yup, sebagai super pemula yang baru pertama kali merambah dunia gambar digital, aku merasa belum perlu langsung membeli alat yang super mahal, cukuplah membeli yang budget friendly dan memang direkomendasikan untuk pemula.

    Setelah seharian googling dan membaca review disana-sini, ditemukanlah dua kandidat kuat dengan harga serupa: 
    - Wacom Intuos S
    - dan XP-Pen Deco 01 v2.

    Kedua kandidat ini memiliki review yang hampir sama di hal performa. Perbedaan mereka adalah di dalam spesifikasi fisik yang terlihat mata. Wacom tentunya kawakan dalam bidang ini, memiliki fisik yang kuat dan tahan lama dipakai, sangat cocok untuk yang mencari drawing tablet yang bisa menemanimu menggambar untuk waktu yang lama. 
    Tapi dari beberapa review juga diberitahukan bahwa pen Wacom Intuos akan sering minta diganti. Dilain pihak, dengan harga yang sama, kamu bisa mendapatkan produk XP_Pen yang setara dengan produk Wacom yang harganya dua kali lipat, meski keawetan permukaannya terhadap goresan tidaklah seawet Wacom.

    Kenapa aku akhirnya memutuskan untuk mengambil produk XP-Pen? 
    Karena dalam sebuah review yang aku tonton, untuk pemula, permukaan layar lebih besar akan lebih baik untuk belajar menggambar.

    Setelah unboxing produk, siapa sangka bahwa produk ini sudah dilengkapi dengan semua perlengkapan pendukung menggambar di dalam kemasanannya!
    Kelengkapan itu adalah: pen stand, sarung tangan gambar, pelindung layar, extra pen tip, dan usb hub untuk menyambungkan tabletmu ke android smartphone.
    Intinya, kamu tinggal langsung belajar menggambar tanpa perlu memikirkan apapun lagi.

    Setelah unboxing dan mempersiapkan alat, akhirnya aku menginstall driver bawaan yang dipakai untuk setting pen dan tombol shortcut. Sempat error, tapi ternyata hanya karena windows-ku butuh diupdate! Semuanya langsung lancar setelah Windows selesai melakukan update, dan aku akhirnya bisa benar-benar mencoba menggambar digital memakai pen untuk pertama kali!

    Dan inilah hasil tes perdana memakai XP-Pen Deco 01 v2 melalui Adobe Photoshop dengan brush seadanya bawaan aplikasi. 


    Yup, karena memang aku sama sekali belum punya aplikasi drawing apapun.

    Jadi langkah selanjutnya adalah membiasakan diri supaya menggambar digital jadi sama luwesnya dengan jika aku menggambar diatas kertas. Serta mencari (dan mencoba) aplikasi menggambar yang gratis-gratis dulu sebelum menabung menunggu aplikasi menggambar yang berbayar didiskon.

     



    Have a nice day!



    @ajeng_poyeng
    ajeng-sitoresmi.blogspot.com


    Saturday, June 29, 2019

    DIY: Garukan dari kardus untuk kucing (scratching cardboard)


    Hai!!

    Apakah kamu habis pindahan? Atau kamu punya usaha yang menghasilkan efek samping kardus bekas yang menumpuk? Atau kamu sekedar hoarder kardus yang mulai bosan dengan beberapa koleksi kardusmu?

    Lalu... apakah kamu punya kucing? Dan kucingmu suka menggaruk sofamu?

    Jika jawabannya adalah ya dan ya, jangan khawatir. Kucingmu cuma butuh tempat garukan tuh. Dan tak perlu beli mahal-mahal atau jauh-jauh. Mari cukup gunakan kardus bekas yang kamu sudah punya itu.

    Garukan kucing dari kardus memang sudah mudah didapatkan secara online lewat marketplace, tapi garukan kucing dari kardus seperti ini hanya bisa bertahan hingga 1 tahunan. Lama kelamaan dia akan menjadi halus karena sering dipakai. Jadi daripada beli, mending kita bikin sendiri saja di rumah dan sekaligus bisa mengurangi sampah.


    DIY: membuat scratching cardboard (garukan dari kardus) untuk kucing.

    - Persiapkan alat dan bahannya: cutter tajam, penggaris besi panjang, lem serbaguna yang bening (merk alteco atau sejenis), kardus-kardus.

    - Pertama-tama buat dulu alas untuk garukan yang dimau. Dalam kasusku sih aku engga bikin, tapi milih. Aku memakai kardus kecil yang pendek seperti: kardus bekas kemasan pizza, kardus bekas kemasan teh kotak isi 24, kardus bekas sepatu, atau kardus bekas beli kaus... sisihkan.

    - Memegang penggaris dan cutter, mulai potong-potong kardus panjang-panjang selebar penggaris yang kamu pakai. Potong 90 derajat dari serat kardus (jadi tidak searah dengan seratnya)

    - potong sesuai lebar alas garukan yang sudah kamu siapkan, lalu tempel satu persatu ke alas dengan posisi berdiri sambil terus memotong sesuai kebutuhanmu.

    dan jadi deh! Tinggal kamu berikan ke kucing kesayanganmu buat tempat dia garuk-garuk.



    Pstt.. hati-hati, prakarya yang ini agak adiktif. hihi.

    * * *

    Bonus.


    Kamu penasaran juga dengan garukan yang dari tali? Gampang itu, kamu tinggal pergi ke pasar dan membeli tali (bilang aja tali untuk garukan kucing, atau kalau penjualnya tidak tahu, kamu minta tali tebal seukuran tali pramuka yang bahannya dari sabut kelapa atau serat daun).

    Di rumah, kamu bisa memakai kaki meja, kaki partisi, atau kaki kursi (pilih yang lumayan besar diameternya), lalu mulai lilitkan talinya disana dan dipaku untuk mengunci.

    Setelahnya, kamu ajak kucingmu untuk menggaruk disana. Beres deh.

    * * *

    Di rumah aku sudah membuat garukan dari tali ini dari 4 tahun yang lalu, dan garukan dari kardus lebih dari setahun yang lalu. Kucing-kucingku selalu memakainya dan aman deh sofa kesayangan.



    Salam crafting,

    ajeng-sitoresmi.blogspot.com
    @ajeng_poyeng

    Saturday, March 4, 2017

    Jogja Short Stay: 3 hari di Jogja - Makan Enak & Oleh-oleh Seru


    Januari lalu aku kedatangan teman lama dari Vietnam bernama Thuy yang main ke Jogja untuk 3 hari. Kenal dan cuma ketemu sekali tujuh tahun yang lalu ketika dia baru lulus SMA dan aku kuliah aja belum lulus. Habis itu bisa dibilang ga pernah ngobrol, tapi heran deh rasanya tetap berasa selalu berteman. Yang namanya hubungan itu memang aneh. Haha.

    Rumah kontrakan kami yang sederhana ini memang punya kamar extra, tapi karena saking malasnya dan jarang di rumah, selama ini cuma kami pakai sebagai gudang, dan siapapun yang nginap kami suguhi sofa bed yang ada di ruang TV. Pada suka tampaknya kalo bisa bobok ditonton TV yak. (^ ^);. Demi akomodasi ini, kami merestorasi kamar itu ke fungsinya yang sebenarnya. Ooooh.. kami cukup bangga dengan hasilnya!

    ranjang single dari kayu= Rp.600.000
    kasur busa single= Rp.400.000
    karpet pelapis dinding yang lembab= Rp.25.000/meter

    Hari nol: Rabu malam, 18 Januari 2017
    Hari-H pun datang, menjemput Thuy di stasiun kereta Lempuyangan dari Bogor di kala hujan rintik-rintik #apaseh. Langsung bisa mengenali satu sama lain, karena meskipun kita sudah sama-sama kerja dan bukan anak sekolahan lagi, kita sama-sama punya gen awet muda! #narsesabes.

    Sebelum sampai di rumah, kita mampirkan dulu tamu kita ke salah satu tempat makan fav kita: Angkringan Gadjah di Jl.Kaliurang (search aja pake google dah), langsung suka dia-nya! Bilang sate ayam yang dia ambil enak banget, sampai aku bilang kalo itu sate brutu (pantat ayam), ilfil dia trus dikasih aku! (harusnya aku bilang pas sudah habis ya #noted).
    Kamu yang main ke Jogja dan pengen ngangkring tapi suasana berasa cafe yang njawani banget, coba deh tempat ini. Dia buka siang mpe jam 12 malam. Saranku datang yang sore-malam aja, biar bisa milih nasi kucing sesukanya. Banyak varian dan masakannya enak!


    Everything was smooth, karena Thuy adalah tipe pengembara yang ga masalah dengan rumah kita yang lebih mirip sarang mahasiswa daripada pasangan suami istri. Dan ternyata oh ternyata, kemampuan ngobrol bahasa inggrisku yang sama sekali ga pernah dicoba ini lancar dengan mengejutkan, saking lancarnya jadi kayak words vomit. Ya karena jujur aja, siapa sih yang peduli grammar kalo lagi ngobrol? Bahasa inggris pun pas-pasan. -kalo suruh pidato bahasa inggris atau bicara formal pasti aku sudah ditendang di kalimat pertama-

    Anyway, kami yang di rumah sudah siap-siap untuk taking easy di kerjaan selama Thuy di Jogja buat nemenin (sekalian nyolong piknik. haha)

    Hari pertama: Kamis, 19 Januari 2017
    Pagi harinya, jam 7 pagi kita ajak Thuy sarapan di kuliner Jogja selanjutnya (kita yang bisa dibilang orang lokal juga suka kesini buat makan kasual..  kalo lagi pengen - jauh jee -): Soto Bathok Mbah Katro di Sambisari (sekali lagi, search google aja kalo belum tahu dan penasaran).
    Segeer, enak, disajikan dalam mangkuk bathok kelapa. Jadi kemungkinan kamu bakal pesen dua mangkuk karena besar bathoknya seukuran bra saja. Dan asyiknya lagi, meski dia femes banget, harganya dari dulu baru buka sampe sekarang masih sama, hanya 5000 per porsi. Suka banget deh, dan yang ngelayanin juga ramah-ramah.


    Yang lagi maen ke Jogja, harus mampir deh cobain. Datang makin pagi makin oke, karena tempatnya persis di pinggir sawah, jadi kalo pagi, feelingnya bakal enak banget didukung cahaya mentari pagi yang bikin keinget jaman jalan kaki ke sekolah #ketahuananakdesa

    Sempet juga kita mampir bentar ke Candi Sambisari yang cuman jalan kaki 15 menit dari tempat makan. Sayang, udah rame aja pagi-pagi, trus mendadak ujaann!
    *enggak mendekat karena di TKP sudah penuh orang

    * * *
    Habis makan langsung dilanjut main seharian di workshop Poyeng Jl Palagan (googling pasti ketemu deh), karena Thuy punya niat mau bawa pulang topi dan syal bikinan sendiri dalam 2 hari. Uwow banget kan?
    *dari instagram @poyenghobby
    Di workshop Poyeng jalan Palagan yang penuh benang rajut warna-warni mengawe-awe itu, Thuy diajari sama Ria, asisten Poyeng yang lagi jaga. Yup, disini kamu bisa belajar knitting gratis ga pake janjian lho!

    Karena Thuy dah sering lihat neneknya merajut dan berkemauan tinggi, langsung dibolehin pegang proyek topi. Demi bisa bikin topi dalam 3 jam, dipilihlah benang dan jarum berukuran paling besar di toko itu (harga tabrak ajaa), dan bener aja, 3 jam kemudian, Thuy memakai 'anak'nya dengan bangga #terharusaya. Kami semua diajakin foto kenang-kenangan pake kamera instax Fuji yang dia punya, trus dikasi satu (yang fotonya ada di paling awal postingan ini). It's instantly became one of my treasure.

    Dan pulangnya Thuy masih 'sangu' benang buat bikin syal yang mau dia selesein besok pas perjalanan maen.

    Kita mampir makan di warung makan prasmanan baru: Qwadra no MSG di Lempongsari dekat Poyeng -tempatnya bisa dibilang instagramable padahal bukan cafe, dan wifi enabled!-

    Malamnya Thuy pergi ketemu temannya yg juga lagi vacation dan nginep di sekitar Prawirotaman buat ngebir bareng. Ngga ikut aku yang ini mah, karena aku engga minum. #havefunajadeh

    Hari kedua: Jumat, 20 Januari 2017
    hari kedua Thuy pergi main sendiri ngerental mobil ke Candi Cetho (yup, yang di Karanganyar itu) dilanjut ke Gereja Ayam (yang aslinya merpati) di Magelang. E buset dah, staminanya hebat banget deh.

    Pulangnya sudah sore, tampaknya Thuy lapar karena di jalan mampir di tempat makan yang engga enak, langsung kita bawa ke sate kambing langganan kita: Jokopi di Jl. Palagan (googling ajaaa) yang berasa plesetannya Jokowi tapi bukan #gojekreceh.

    ((Engga punya stok foto tempat ini nih, makanannya mengalihkan segalanya #ngeles))

    Pasti lapar banget atau enak banget, karena Thuy pesan sate kambing satu porsi, tongseng kambing satu porsi, dan nasi goreng kambing satu porsi, dihabiskan sendiri! #keplokkeplok

    Hari ketiga: Sabtu, 21 Januari 2017
    Hari ini Thuy hanya punya waktu sampai siang untuk mengejar pesawat ke Lombok buat mantai (kamu puas banget deh main di Indonesianya kak #envydikit). Dia sudah bilang pengen nyobain mbatik. Lucky me, ada workshop batik yang posisinya ga harus menerjang macet di akhir pekan ke pusat kota karena posisinya masih cukup dekat dengan rumah: Batik Sogan Rejodani (silakan googling buat cari info). Dia butik yang jual batik tulis buatan sendiri yang masih buka sampai sekarang dan dulu tempat ini punya resto yang ternyata sudah tutup sebelum sempat kucoba #whyyyy??.

    Dan sudah jadi lho syal knitting yang dia kerjain dari dua hari sebelumnya. Uwow!
    Dan yang paling asyik, workshopnya engga mahal! Hanya 75.000 dan kamu bisa bawa pulang batik buatanmu sendiri seukuran sapu tangan, dan engga mbeda-bedain turis asing maupun orang lokal. Ibu-ibu pembatik Sogan yang kita gangguin juga asyik-asyik orangnya meski pada sama-sama ga ngerti ngomong apa antara Thuy dan mereka. Seruu! Kapan-kapan ajak temen-temen kesana ah buat 'piknik' mbatik.


    Habis puas mbatik, kuanterin aja ke toko oleh-oleh nJogja banget paling kesukaan yang juga sering kudatangi belanja buat dipake sehari-hari: Batik Hamzah yang Jl. Kaliurang atas (udah tahu kan mesti ngapain kalo ga tahu ini dimana? Google manggil tuh.).
    Bahkan meskipun Thuy termasuk tomboi, yang namanya cewek kayaknya sama aja ya: suka banget kalo diajak belanja. 3 jam-an ada kali ya disini. Disusur semua dari lante satu sampe lante tiga. Beli kain motif lurik, beli baju-baju buat sendiri dan oleh-oleh, beli aromaterapi wangi kesukaan dan miniatur wayang kulit, bahkan beli CD lagu keroncong juga dia.

    Habis itu sebelum nganter ke bandara, kita mampir makan ke Raminten yang tepat ada di sebelahnya. Raminten sendiri ada juga yang di pusat kota di daerah Kota Baru. Rame dan terkenaaall.. Tapi aku lebih suka kesini, ya karena rumahku lebih dekat kesini sih, dan masakannya sama enaknya kok dengan yang di pusat kota. Suasananya juga sama.. waitress-nya (yang semua cowok) pada pake blangkon dan rok batik yang buat cowok (suamiku juga punya kok, cuma dipake pas merti desa aja tapinya). Tempatnya nyaman, berupa joglo dan limasan. Dan selain enak rasanya, yang paling penting masaknya engga pake lama meski rame sekalipun (buat aku rasa enak aja ga cukup kalo masaknya lama, karena aku biasanya pergi ke tempat makan dalam keadaan sudah lapar, males banget kalo mesti dipaksa nunggu setengah jam atau lebih setelah masukin pesanan)


    Dari pengalaman diajakin makan di banyak tempat makan enak itu Thuy bilang dia mengerti kenapa aku engga pernah masak (sebenarnya karena ga sempet dan ga hobi sih, tapi aku juga ga suka makan di tempat yang masakanya nggak enak #rewel).

    And that's it, sudah ngerasa kangen bahkan sebelum nurunin dia di drop area di bandara Adi Sucipto.

    Hope we will meet again ya Thuy, sukur-sukur aku yang ke Vietnam gitu.. #aamiinn

    Perjalanan disponsori oleh Ducky -yang kalo Thuy bilang bikin tempat dimanapun dia parkir jadi romantis- (dan sopirnya mas husband Baskara)

    *scene dari perjalanan lewat Sindoro-Sumbing beberapa tahun lalu


    Salam damai,


    ig: @ajeng_poyeng
    ajeng-sitoresmi.blogspot.com

    Tuesday, January 3, 2017

    Kiriman dengan Pos tak tercatat sebaiknya dihindari dulu.

    *diantara ribuan buku di gudang Gramedia

    Hai hai semuanya,

    apakah kamu orang yang suka membaca? Dan yang kamu baca ga harus berbahasa Indonesia? Kalau iya, kamu pasti tahu dong dengan sebuah situs berbasis UK yang menawarkan buku-buku kesukaanmu dengan fasilitas bebas ongkir dan bahkan diskon di buku yang kamu mau itu?

    Yup, tak lain tak bukan memang Book Depository!

    Oke, ini bukan iklan sama sekali, karena di postingan ini aku mau curhat soal buku yang ga sampai-sampai sejak Oktober 2016, tapi aku ga bisa protes apapun ke situsnya, karena statusnya aku cuma dikirimin dan engga beli sendiri.

    Sebelum cerita soal buku yang belum sampai-sampai itu, aku sebenarnya sudah dapat pengalaman tepat sekitar 2 bulan sebelumnya dengan Book Depository yang tiba-tiba lamaa sekali buku yang kupesan sampai. Sebenarnya aku adalah penggemar berat situs ini dan sudah beli disana puluhan kali tanpa ada masalah. Karena pengiriman selalu tepat waktu sesuai estimasi (2-3 hari setelah pembayaran) dan menurutku menunggu 3 minggu itu memang tidak masalah karena bukunya dikirim dari tempat yang jauh. Tapi, pembelian terakhirku ternyata sampai dalam dua bulan!! Aku sampai berpikir bahwa bukuku hilang di jalan dan melapor ke CS Book Depository. Fyuuh, untung saja bukunya akhirnya sampai dengan selamat.

    Sebenarnya bukan salah Book Depository juga sih, karena toh mereka selalu mengirim tepat waktu. Dan kemungkinan besar, yang bersalah adalah sistem bea cukai (bener bagian ini kan yang urus?) Pos Indonesia kita yang tercinta, yang entah kenapa bulan-bulan belakangan ini jadi "mengulur" (atau di status terakhir bahkan mungkin "menghilangkan") kiriman buku yang memang statusnya selalu bebas pajak.

    *Lihat kumpulan bookmark bonus Book Depository ini.
    Ini bukti aku suka beli disana :)
    Aku sebenarnya ga masalah jika harus membayar ongkir jika dengan itu aku bisa mendapat nomor resi pengiriman. Tapi sayangnya opsi ini tidak ada di Book Depository. Fasilitas free ongkir yang menjadi andalan situs ini membuat kita mau tak mau harus menerima opsi pengirimannya yang memakai pos tak tercatat.

    Nah, sekarang masuk ke cerita inti. Ceritanya pada bulan oktober, untuk pertama kalinya aku janji untuk mereview sebuah buku yang kebetulan berbahasa Inggris, lalu akupun dengan tenang menunggu kiriman buku itu datang. Sebulan sudah lewat, buku masih belum sampai. Aku bertanya deh ke teman yang mengirimi buku itu, ternyata dia mengirim via Book Depository. Duh.. padahal dengan pengamalan terakhir yang aku ceritakan diatas, aku menahan diri untuk tidak membeli dulu ke situs itu.

    Okelah, yang sudah terlanjur tak bisa diapa-apakan lagi kan? Maka sejak November 2016, aku setiap minggu selalu datang ke Kantor Pos Indonesia tercinta kita bagian penerimaan kiriman luar negeri untuk menanyakan paket buku atas namaku (ya karena aku tidak punya nomor resi, aku hanya bisa memberikan nama), dan sampai sekarang (2 Januari 2017) selalu dijawab dengan ramah dengan kalimat "belum ada paket atas nama itu".

    Aku sudah mutung (nyerah) untuk berharap buku ini akan suatu saat beneran sampai di tanganku. Dan yang paling sedih adalah.. karir review buku yang baru saja ingin coba kumulai sudah pupus duluan sebelum bisa benar-benar dicoba #nangis. Dan aku ga enak banget sama temenku yang udah ngirimin buku.

    *hey potterhead, kalung ini bisa kamu dapatkan di [sini] #ngiklandikitAh
    Aku sebenarnya tidak tahu untuk barang jenis lain, tapi ada baiknya jika kamu membeli barang dari luar negeri, hindari dulu memakai pengiriman Pos tak tercatat, apalagi kalau barangmu bebas pajak. Membayar sedikit lebih banyak untuk Pos tercatat atau lebih baik lagi memakai EMS akan sangat menghemat waktu menunggumu (dan juga kesehatan mentalmu. Karena menunggu tanpa kepastian itu menyebalkan). Dan ga perlu pakai jasa pengiriman swasta seperti DHL jika masih bisa memakai Pos atau EMS. *Aku sampai sekarang masih secara reguler membeli barang dari luar negeri dan karenanya secara reguler juga berurusan dengan kantor pos, jadi saran ini lebih berdasar pengalaman. Tapi, buku ini sepertinya terpaksa harus kurelakan. #nangislagi

    Belakangan, karena aku sepertinya tidak akan tahan tidak membeli buku berbahasa Inggris, aku mencoba mencari alternatif tempat membeli yang pengirimannya memakai nomor resi, dan setelah membanding-bandingkan harga (meskipun juara murah tetap Book Depository) sepertinya Periplus Online menjanjikan untuk dicoba. Bagaimana menurutmu? Apa kamu juga punya pengalaman seperti ini yang ingin kamu bagi?


    Salam damai,


    ig: @ajeng_poyeng
    ajeng-sitoresmi.blogspot.com

    Thursday, July 14, 2016

    Cerita Mudik trip 2016 : Jogja - Purbalingga - Jogja - Sragen - Jogja

    *Salah satu jalur alternatif yang kuambil ketika mudik lebaran kemarin.
    Langit biru indah tanpa gangguan kabel-kabel listrik dan papan reklame :D
    Mudik tahun ini kami mulai 2 hari sebelum hari raya Idul Fitri. Proses berangkat dari Jogja ke Purbalingga terasa biasa saja karena kami berangkat hampir tengah malam, dan jalanan masih cukup lengang sehingga kami hanya lewat jalur umum yang memang biasa dilewati.

    Aku juga tidak sempat jalan-jalan kemanapun, karena suasana sudah keburu ramai di rumah. Di satu-satunya kesempatan jalan-jalan di Purbalingga, aku bisa mendapatkan foto menarik ini. Sayang, saat itu aku hanya membawa ponsel dan bukan kamera DSLR. Jadi kami harus mengekor beberapa waktu di belakang mobil sebelum bisa mengambil foto dengan stabil. :E

    *bukan hal biasa buat aku melihat orang menumpang mobil bak terbuka dengan posisi duduk yang seperti ini.
    Tenang dan sambil menghadap depan. (biasanya menyamping)
    Kesempatan bermain-main dengan kamera DSLRku yang sempat kucueki selama 3 hari, akhirnya datang ketika perjalanan pulang dari Purbalingga ke Jogja di lebaran lebih sehari. Yup, ini saatnya bermain-main dengan GPS dan mencari jalur alternatif yang sesepi mungkin. 

    Buat aku, lebih baik perjalanan menjadi lebih lama, dari pada di jalan harus bertemu terlalu banyak kendaraan #beteKaloKetemuTerlaluBanyakOrang.

    Perjalanan pulang kali ini, kami memilih jalur terpendek yang ditunjukkan oleh Google Navigation, sekaligus jalur yang paling tidak populer di kalangan pemudik. Yup, karena jalan ini melibatkan menaiki dan menuruni jalan perbukitan yang curam, dengan jurang di kiri atau kanan jalan. Mobil harus dalam keaadan prima jika memutuskan melewati jalan ini. Mobil kami bahkan sempat mogok sekali di tanjakan karena suamiku salah ambil gigi #tegang.

    But the views is worth waiting!

    *jalan lengang tapi tetap tidak bisa ngebut. Tikungan dan tanjakan/turunan menantimu.
    *melewati jajaran hutan pinus. What a view!
    Persis setelah kami melewati hutan pinus, kami bisa melihat hamparan air yang luas! Karena kami sampai di waduk Sempor, Kebumen.

    Sudah lama sekali sejak terakhir aku mengunjungi sebuah danau atau waduk. Menyenangkan sekali bisa melihat air luas tanpa ombak kencang seperti jika ke pantai. Air yang tenang itu menenangkan hati. ^ ^

    Kami beristirahat sejenak sambil selfi beberapa kali disana. #biasalahNamanyaJugaTuris.

    *istirahat sejenak di parkiran Waduk Sempor, Kebumen (search aja di google).
    Pemandangan waduknya menenangkan!
    Menuju pusat kota Kebumen, mau tak mau kami harus melewati jalur mudik yang biasa. Sudah dapat diduga macet parah menanti di perjalanan. Dari pada bosan melihat pantat mobil di depan, aku akhirnya malah berusaha selfi keadaan kursi depan kami. Percobaan berkali-kali membuat batere kameraku hampir habis. #haha. Taruh dulu deh kameranya untuk nanti.

    *keadaan kursi depan kami.

    Suasana kembali kondusif, ketika kami berhasil menemukan jalur alternatif lain supaya lebih cepat masuk ke jalur Daendels tanpa harus lewat kota. Menyusuri jalur menuju pantai, disambung ke jalan Daendels itu sungguh menyenangkan. Less cars, less stress. 

    Sempat kelaparan juga sebelum akhirnya menemukan warung makan yang buka di hari lebaran. Alhamdulillah. :D
    *lihat! cakrawala laut selatan terlihat di ujung setiap muara sungai di setiap jembatan yang kami lewati sepanjang jalur Daendels.
    *Jalur yang dulu banyak lubang, sekarang halus dan lebar.
    * suasana lebaran tak berarti berhenti bekerja.
    Semua foto perjalanan ini diambil memakai mode Speed tanpa memelankan laju kendaraan.
    Sesampainya di Yogyakarta, sebenarnya kami bisa langsung menuju rumah melalui jalur Wates. Tapi suami memutuskan untuk jalan-jalan dan menghabiskan jalur Daendels hingga jalan Bantul. Di beberapa tempat kami akhirnya mencari jalur alternatif lagi untuk menghindari kemacetan yang parah.

    *senja di langit Bantul, DI. Yogyakarta
    *matahari terbenam ketika kami sampai ke kota Bantul.
    Akhirnya kami sampai di rumah juga dan disambut oleh kucing kami yang jaga rumah selama tiga hari selama kami tinggal ke Purbalingga. Tidur semalam, mudik dilanjut lagi besok.. ke Sragen. Istirahat-istirahat!

    Lebaran lebih dua hari. Esoknya selepas Dhuhur, kami berangkat mudik kedua: Jogja menuju Sragen. Memasuki hari kedua setelah lebaran, sudah tak perlu dipertanyakan bagaimana keadaan jalan raya. Warna merah macet dimana-mana! Itulah mengapa ketika kami hampir masuk surakarta, kami memilih jalur klewer, dan untuk selanjutnya main belok sana belok sini demi sebisa mungkin menghindari warna merah di jalur, hingga kami melewati pusat kota.

    Kabar baiknya sih, jalan di penjuru kota Solo sudah diaspal dan halus, sehingga kami tidak merasa melewati pedesaan.

    Menuju Sragen, sebenarnya kemacetan masih bisa ditolerir. Tapi karena sepertinya asyik jika mencoba sampai ke rumah lewat jalan belakang, maka ketika gambar di Google Maps sepertinya memungkinkan, kami keluarlah dari jalur utama dan berpetualang lagi. #haha.

    And, these what we've got!

    *Okeee. jalurnya memang besar dan muat mobil. Tapi bentuknya itu lho.. hahaha. Tetap lanjut!
    * kamu bisa lihat di ujung jalan, beberapa motor menunggu kami lewat. Karena memang jalurnya kami ambil semua. Haha.
    *Astajim, ada traktor diparkir di jalur! Dicari pemiliknya ga ketemu juga.
    Deg-degan, kita berusaha lewat. sumpah.. mepeeett banget sama sawah. Kalo tanahnya ga kuat, udah masuk sawah kita.
    *permisi numpang lewatt... :D
    *ga ada tiang dan kabel listrik. Apalagi papan iklan. :D
    *Ini adalah jalan kampung biasa, pemandangan yang tidak bisa didapat jika lewat jalur utama biasa.
    Di rumah Sragen sudah tidak begitu ramai karena beberapa kerabat sudah balik ke rumah masing-masing. Ada yang hari liburnya pendek banget.

    Kami malah bermain-main dengan anak anjing di rumah, sebelum mereka diadopsikan. XD

    *lima anjing dalam satu pelukan! cuteness overload!!
    Lebaran lebih tiga hari, kembali menuju Jogja, asyik sekali karena ada kesempatan melewati jalan tol Sragen-Solo yang masih dalam proses pembangunan itu. Lumayan, meskipun belum bisa dipakai ngebut, tapi lengang dan pemandangannya luas. 

    *Ini sudah masuk jalan Tol. Serasa lewat jalur alternatif tengah kampung dan sawah.
    *penduduk lokal masih bisa lewat dengan leluasa.
    Pstt.. spot ini juga jadi favorit untuk jadi tempat foto-foto lho. Mungkin karena tiangnya yang miring tampak menarik.
    Mulai keluar dari tol, kami harus putar otak lagi menyiasati warna merah macet, maka kami memutuskan lewat jalur Sukoharjo, supaya keadaan perjalanan menjadi lebih menyenangkan lagi.

    *episode kedua, dari selfi keadaan kursi depan
    Sebelum sampai Jogja, kami mampir dulu silaturahmi ke rumah sahabat di Klaten. Lumayan meluruskan kaki selama 1-2 jam.

    Perjalanan ke Jogja sekali lagi kami siasati dengan berbelok ke kanan sebelum candi prambanan, supaya bisa langsung keluar di Jl. Kaliurang KM 9 (make Google navigation dengan tujuan Tengkleng Gajah. haha). Karena sudah malam, tidak ada foto yang bisa kuambil dan tidak ada pemandangan yang bisa dilihat. Tujuan utama kami hanya supaya bisa segera sampai rumah dan tidurrrrrrrrrr.... *besoknya masih mesti syawalan di kampung dan di jogja. ^ ^; Dan juga siap-siap kerja lagiii.. 

    Tips berkendara mudik lebaran lebih bebas stress: 

    Gunakan Google Maps-mu semaksimal mungkin. Jangan hanya mengambil jalur yang disarankan. Perhatikan warna jalur yang kamu pilih, warna merah artinya daerah itu macet. Lihat-lihat di sekitar jalur tersebut, apakah ada jalan lain yang bisa diambil yang akan membawamu menghindari jalur berwarna merah tersebut tanpa menyimpang terlalu jauh dari tujuan akhir perjalananmu.

    nb: Cara berkendara ini hanya bisa dipakai untuk tim minimal 2 orang (satu menyetir, satu sebagai navigator). Dan tim adalah orang yang tidak masalah jika sampai tujuan lebih lama dari pada lewat jalur utama yang macet. Tim juga harus kompak dan saling mempercayai satu sama lain ya, karena sopir ga bakal sempet cek jalur, jadi navigator yang tanggung jawab pastiin jalurnya nyambung.

    It's not about the destination, it's about the journey. ;)



    ajeng-sitoresmi.blogspot.com
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...