Rumah nenekku dulu tepat berada di paling ujung jalan. Kiri, depan, dan belakangnya sudah berupa lahan persawahan yang luas. Rumah nenekku berada di jalur jika kamu ingin naik ke pemandian air panas Bayanan. Sebuah jalur yang cukup ramai.
Dulu kadang kala ada musafir yang tiba-tiba mengetuk pintu untuk memakai ruang depan rumah yang biasanya untuk kursi tamu sebagai tempat bermalam. Memang sih tidak begitu sering, tapi tampaknya apa yang kulihat ketika kecil itu sungguh berkesan.
Sejak itu aku selalu berpikiran jika aku punya tempat sendiri nanti, aku akan selalu membuka pintu dan menyediaan tempat untuk teman yang butuh tempat bermalam.
And really.. What a loong wayy... Sebuah keinginan dari seseorang yang sebenarnya tak mudah memasukkan orang baru ke kehidupan pribadi. Kepercayaan membiarkan seseorang masuk tempat tinggal pribadi adalah sebuah hal yang besar. Tapi aku selalu merasa bisa berbagi itu hal yang menyenangkan. :-)
Dimulai dari kadang teman suami dari luar kota yang menginap di ruang tamu karena kami tak punya kamar extra, hingga sekarang kami benar-benar punya 1 kamar ekstra. (yang menyenangkan menyisihkannya karena benar-benar terpakai) Kadang dipakai asisten poyeng yang butuh tempat bermalam, dan juga jika orang tua mungkin ingin berkunjung dan menginap.
Yap, memang bukan kamar hotel, hanya ada kasur dengan 1 bantal dn 1 guling, tak ada lemari, dan bahkan ada tumpukan benang memenuhi sudut ruangan.. Tak ada fasilitas apapun, tak ada free breakfast, tak ada kamar mandi pribadi, dan tak ada antar jemput dan fasilitas transport, bahkan kadang kami tak bisa ada di rumah untuk menemani, tapi rumah kami akan selalu terbuka untuk teman yang membutuhkan tempat untuk bermalam.
:)
No comments:
Post a Comment