Realita.
Kita tidak pernah ditanyai ingin dilahirkan ke dunia atau tidak. Kita bahkan tak diberi pilihan untuk lahir sebagai apa, dimana, dan dalam keluarga seperti apa.
Kita terlanjur dilahirkan sebagai manusia.
Begitu kita sudah cukup sadar, mampu berpikir, dan menanyakan, tak ada lagi yang bisa kita lakukan dengan semua keterlanjuran yang sudah terjadi. Kita terlanjur hidup dalam lingkungan yang seperti ini, dan kepribadian kita pun sudah terlanjur jadi seperti ini.
Realita.
Terkadang tiba-tiba mimpi terburukmu bisa saja menjadi kenyataan. Dan tak ada lagi yang bisa kita lakukan, karena tidak seperti mimpi, kita tidak bisa hanya berkedip, dan mendapati kita sedang nyaman di atas kasur.
Mesti bagaimana lagi, ketika orang yang pernah menyemangatimu untuk tetap tegar dan mengatakan ada yang pernah mengalami lebih buruk daripada yang sedang kita alami, malah menjadi satu pihak yang justru menunjukkan seperti apakah yang lebih buruk itu padamu. Serasa sedang dipermainkan?
Kejutan-kejutan kecil-tapi tak ringan- yang sering dan menyakitkan. Selalu jadi masa kacau balau. Masa kehilangan kendali diri. Rasanya terkadang tiba-tiba kita ingin sekali berhenti. Tapi juga tak yakin, apakah dengan berhenti, semuanya sungguh akan berakhir pada ketiadaan?
Sungguhkah kita hanya bisa menerima. menerima. dan menerima? Ikhlas?? Tak ada pilihan??
UAGGHHH.
Dan pertanyaan berawalan "kenapa" yang tak disertai jawaban pun bermunculan tak terhentikan.
Konspirasi? Rasanya seperti pertarungan tanpa akhir. Dan aku tak mau menyerah dengan mudah!
Tertawa-tawakah Engkau disana sekarang, Tuhan?
Kita tidak pernah ditanyai ingin dilahirkan ke dunia atau tidak. Kita bahkan tak diberi pilihan untuk lahir sebagai apa, dimana, dan dalam keluarga seperti apa.
Kita terlanjur dilahirkan sebagai manusia.
Begitu kita sudah cukup sadar, mampu berpikir, dan menanyakan, tak ada lagi yang bisa kita lakukan dengan semua keterlanjuran yang sudah terjadi. Kita terlanjur hidup dalam lingkungan yang seperti ini, dan kepribadian kita pun sudah terlanjur jadi seperti ini.
Realita.
Terkadang tiba-tiba mimpi terburukmu bisa saja menjadi kenyataan. Dan tak ada lagi yang bisa kita lakukan, karena tidak seperti mimpi, kita tidak bisa hanya berkedip, dan mendapati kita sedang nyaman di atas kasur.
Mesti bagaimana lagi, ketika orang yang pernah menyemangatimu untuk tetap tegar dan mengatakan ada yang pernah mengalami lebih buruk daripada yang sedang kita alami, malah menjadi satu pihak yang justru menunjukkan seperti apakah yang lebih buruk itu padamu. Serasa sedang dipermainkan?
Kejutan-kejutan kecil-tapi tak ringan- yang sering dan menyakitkan. Selalu jadi masa kacau balau. Masa kehilangan kendali diri. Rasanya terkadang tiba-tiba kita ingin sekali berhenti. Tapi juga tak yakin, apakah dengan berhenti, semuanya sungguh akan berakhir pada ketiadaan?
Sungguhkah kita hanya bisa menerima. menerima. dan menerima? Ikhlas?? Tak ada pilihan??
UAGGHHH.
Dan pertanyaan berawalan "kenapa" yang tak disertai jawaban pun bermunculan tak terhentikan.
Konspirasi? Rasanya seperti pertarungan tanpa akhir. Dan aku tak mau menyerah dengan mudah!
Tertawa-tawakah Engkau disana sekarang, Tuhan?
1 comment:
Tak ada yang pasti dalam kehidupan, manusia berusaha mencari-cari kepastian itu dengan akal dangkal mereka.
Kita memang bidak catur Tuhan, sang sutradara terbesar sepanjang masa. Jika memang kau punya begitu banyak pertanyaan, mengapa tidak kau mulai saja sebuah langkah kecil demi mencari jawaban. Kau pun tahu, ada begitu banyak jawaban atas sebuah pertanyaan di luar sana. Dan biarkan skenario Tuhan bergulir dan bergulir... Asal kau yakin dengan langkah yang kau ambil, kau pasti akan menemukan jawabanmu lewat teguranNya dan karuniaNya. Yakinlah Tuhan sangat sayang padamu. Orang bilang, harapan adalah kebajikan dasar yang dimiliki seorang manusia. Dan harapan adalah perpaduan sempurna antara keyakinan dan pesimisme. Sejauh manakah kadar keyakinan dan pesismismemu ?
u r alone in this world, nobody can understand you except yourself.
Post a Comment